Senin - Jumat07:00-21:00Sabtu07:00-13:00Hubungi kami+0315921101

Blog

Pilihan-Olahraga-yang-Aman-dan-Bermanfaat-bagi-Pengidap-Penyakit-Jantung.png
admin ku
18/Jul/2025

Olahraga bukanlah hal yang harus dihindari oleh pengidap penyakit jantung. Justru, aktivitas fisik yang tepat dapat membantu menjaga kesehatan jantung sekaligus meningkatkan kualitas hidup. Sejumlah penelitian dan pedoman klinis, baik nasional maupun internasional, telah menegaskan pentingnya exercise-based cardiac rehabilitation (ExCR) atau rehabilitasi jantung berbasis olahraga sebagai bagian dari penanganan penyakit jantung.

Sebuah studi oleh Taylor dan rekan-rekannya yang dimuat dalam Health Technology Assessment tahun 2019 melibatkan 3.900 pasien gagal jantung dan menunjukkan bahwa ExCR mampu meningkatkan kebugaran fisik dan kualitas hidup secara signifikan. Yang menarik, manfaat ini berlaku tanpa memandang usia, jenis kelamin, etnis, tingkat kebugaran awal, maupun tingkat keparahan penyakit.

Kementerian Kesehatan Indonesia juga menekankan pentingnya olahraga yang bersifat aerobik, seperti jalan kaki, bersepeda santai, yoga, atau lari ringan. Aktivitas ini idealnya dilakukan 30 menit per sesi, sebanyak 3–5 kali per minggu. Sebaliknya, olahraga yang bersifat kompetitif misalnya sepak bola, bulu tangkis, atau basket tidak dianjurkan karena dapat memicu lonjakan adrenalin dan memperberat beban kerja jantung.

 

Jalan Kaki hingga Bersepeda: Olahraga Aerobik Ringan yang Aman

American Heart Association (AHA) merekomendasikan aktivitas fisik dengan intensitas ringan hingga sedang bagi penderita penyakit jantung. Jalan kaki, bersepeda, dan berenang menjadi pilihan yang efektif karena memberikan manfaat tanpa memberi tekanan berlebih pada jantung.

Penelitian oleh Swank dan Rose yang dipublikasikan dalam Journal of Cardiopulmonary Rehabilitation and Prevention (2019) menemukan bahwa latihan aerobik ringan seperti jalan kaki dapat meningkatkan kapasitas kardiorespirasi, yaitu kemampuan tubuh menyuplai oksigen ke otot selama beraktivitas. Selain menekan risiko komplikasi kardiovaskular, olahraga ini juga terbukti memperbaiki kualitas hidup penderita penyakit jantung koroner. Latihan seperti ini dianjurkan dilakukan 3–5 kali per minggu dengan durasi 30–45 menit per sesi.

Latihan Kekuatan Intensitas Rendah untuk Meningkatkan Fungsi Jantung

Latihan kekuatan juga memiliki manfaat signifikan jika dilakukan dengan pengawasan dan intensitas yang sesuai. European Society of Cardiology (ESC), seperti dikutip oleh Piepoli dan rekan-rekannya dalam European Heart Journal (2016), menekankan pentingnya olahraga kekuatan sebagai bagian dari terapi fisik penderita jantung. Latihan ini membantu mengontrol tekanan darah dan memperbaiki stamina secara keseluruhan.

Contoh latihan kekuatan yang cocok adalah angkat beban ringan dan penggunaan resistance band. Latihan ini dilakukan sebanyak 2–3 kali seminggu, dengan memperhatikan teknik yang benar serta menghindari beban berat yang dapat membebani jantung. Dalam jangka panjang, latihan ini dapat memperbaiki fungsi jantung, mengurangi gejala penyakit, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Yoga dan Latihan Peregangan: Kombinasi Fisik dan Relaksasi

Latihan fleksibilitas seperti yoga juga memberikan dampak positif bagi kesehatan jantung. Menurut Darshan Mehta dari Benson-Henry Institute for Mind Body Medicine, yoga merupakan gabungan dari postur tubuh, pernapasan yang terkontrol, dan meditasi, yang secara sinergis mampu menciptakan respons relaksasi tubuh. Hal ini membantu penderita jantung mengurangi respons stres berlebihan yang kerap memperparah gejala, sekaligus menurunkan tekanan darah serta kadar kolesterol jahat.

Penelitian oleh Pullen dan kolega yang dimuat dalam Journal of Cardiac Failure (2008) menunjukkan bahwa yoga memiliki dampak positif terhadap penanda inflamasi dan kualitas hidup pasien gagal jantung kelas I–III. Aktivitas ini dapat dimulai dari jenis yoga yang ringan seperti yoga pemula atau kursi yoga, terutama bagi pasien lanjut usia atau yang memiliki keterbatasan fisik.

Selain yoga, tai chi dan gigong juga menjadi alternatif latihan yang lembut namun efektif. Kedua jenis latihan ini menekankan pada gerakan perlahan dan pernapasan dalam, yang sangat bermanfaat dalam mengurangi stres, meningkatkan keseimbangan, serta mengatur tekanan darah. Aktivitas ini dapat dilakukan beberapa kali dalam seminggu, atau bahkan setiap hari, tergantung pada kondisi fisik masing-masing individu.

Berenang: Olahraga Berdampak Rendah namun Efektif

Berenang termasuk dalam olahraga kardiovaskular berdampak rendah yang ideal untuk penderita penyakit jantung. Penelitian oleh Bertoli dan rekan-rekannya dalam International Journal of Cardiology (2014) membuktikan bahwa berenang secara rutin dapat meningkatkan mobilitas dan fungsi fisik penderita gagal jantung tanpa risiko cedera berarti.

Temuan serupa juga diungkapkan oleh Miyashita dan kolega dalam Journal of Cardiopulmonary Rehabilitation and Prevention (2023), yang menyatakan bahwa berenang mampu memperbaiki kapasitas aerobik serta efisiensi kerja jantung. Karena melibatkan hampir seluruh otot tubuh, aktivitas ini turut memperbaiki sirkulasi darah dan menguatkan otot jantung.

Tak hanya itu, aspek psikologis pun turut mendapatkan manfaat. Studi oleh Broman dan tim dalam Journal of Clinical Psychology (2011) menjelaskan bahwa berenang berperan dalam meredakan kecemasan serta meningkatkan suasana hati penderita jantung. Efek ini turut berkontribusi terhadap penurunan tekanan darah dan peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan.

 

Frekuensi berenang yang dianjurkan adalah 2–3 kali per minggu, dengan intensitas ringan hingga sedang.

Konsultasi Sebelum Memulai: Kunci Aman dalam Berolahraga

Meski olahraga memberikan banyak manfaat, penting bagi pengidap penyakit jantung untuk tidak sembarangan memulainya. Konsultasi dengan dokter atau ahli jantung sangat disarankan guna menentukan jenis olahraga yang paling sesuai dengan kondisi dan kemampuan fisik masing-masing individu.

Dengan panduan medis yang tepat dan program olahraga yang dirancang secara teratur, penderita penyakit jantung memiliki peluang besar untuk hidup lebih sehat, aktif, dan berkualitas, sekaligus mengurangi risiko komplikasi jantung di masa depan.

 

Jika Anda mengalami gangguan kesehatan dan membutuhkan pengobatan segera, Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier untuk mendapatkan pengobatan dan penanganan yang Anda butuhkan.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa hubungi kami di:

0315921101
085233664118
Atau Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier di Jl. Raya Dharma Husada Indah No.26, Mojo, Kec. Gubeng, Kota SBY, Jawa Timur 60285


Mengungkap-Fakta-Gigi-Sensitif-dan-Cara-Efektif-Mengatasinya.png
admin ku
17/Jul/2025

Banyak orang percaya bahwa mengonsumsi minuman dingin bisa membuat gigi semakin sensitif. Sebab setelah minum es, sering kali muncul rasa ngilu yang cukup mengganggu. Namun, apakah benar minuman dingin adalah penyebab utama dari sensitivitas gigi? Untuk memahaminya, penting untuk menelusuri lebih dalam penyebab gigi sensitif dan bagaimana cara menanganinya secara tepat.

 

Penyebab Sensitivitas Gigi yang Perlu Diketahui

Gigi sensitif ditandai dengan rasa ngilu atau nyeri tajam yang muncul secara tiba-tiba saat melakukan aktivitas tertentu, seperti mengonsumsi makanan atau minuman panas, dingin, manis, atau asam. Bahkan saat menyikat gigi pun bisa menimbulkan rasa tak nyaman ini. Kondisi ini jelas dapat mengganggu kenyamanan, apalagi jika terjadi berulang dalam aktivitas harian.

Sensitivitas pada gigi terjadi ketika dentin, yaitu lapisan di bawah enamel gigi, terbuka atau terekspos. Di dalam dentin terdapat tubulus-tubulus mikroskopis yang menghubungkan langsung ke saraf gigi. Jika lapisan pelindung (enamel) mengalami penipisan atau kerusakan, maka rangsangan dari makanan atau minuman tertentu akan langsung diteruskan ke saraf dan memicu rasa ngilu.

Penipisan enamel bisa dipicu oleh berbagai faktor, seperti konsumsi makanan atau minuman manis, asam, dan bersoda secara berlebihan. Kebiasaan menggigit es batu atau menyikat gigi terlalu keras juga dapat mempercepat kerusakan enamel dan menyebabkan dentin terbuka.

Selain penipisan enamel, ada beberapa kondisi lain yang turut menyebabkan gigi menjadi sensitif, antara lain:

  • Gigi berlubang atau patah: Membuka akses langsung ke dentin sehingga saraf lebih mudah terstimulasi.
  • Gusi menurun (gum recession): Ketika gusi menyusut, akar gigi yang biasanya tertutup jadi terekspos, dan bagian ini tidak dilapisi enamel sehingga lebih rentan terhadap rangsangan.
  • Prosedur perawatan gigi tertentu: Perawatan seperti penambalan atau bleaching bisa menyebabkan gigi menjadi sensitif, walau biasanya hanya bersifat sementara.

 

Apakah Minuman Dingin Menyebabkan Gigi Sensitif?

Meskipun banyak orang merasa ngilu setelah minum es atau minuman dingin, sebenarnya bukan suhu minuman yang menyebabkan sensitivitas gigi. Justru, minuman dingin hanya memicu rasa ngilu pada gigi yang sudah memiliki lapisan dentin yang terbuka.

Artinya, kebiasaan minum dingin tidak serta-merta menyebabkan gigi menjadi sensitif. Namun, pada gigi yang sudah sensitif, minuman bersuhu ekstrem  baik panas maupun dingin  dapat memperparah rasa tidak nyaman tersebut. Hal yang sama berlaku untuk minuman yang terlalu asam atau bersoda, yang dapat merusak enamel dan mempercepat proses ekspos dentin.

Maka dari itu, jika Anda mengalami keluhan gigi sensitif, sangat penting untuk mencari tahu akar penyebabnya dan menangani kondisi ini dengan tepat agar aktivitas harian tetap nyaman.

 

Langkah Tepat Menghadapi Gigi Sensitif

Orang yang mengalami gigi sensitif cenderung menghindari makanan atau minuman tertentu karena takut rasa ngilu muncul. Padahal, ada beberapa cara yang efektif untuk mengatasi masalah ini.

  1. Konsultasi ke Dokter Gigi

Langkah pertama dan paling penting adalah memeriksakan kondisi gigi ke dokter. Dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk mengetahui penyebab pasti dari sensitivitas yang dialami — apakah itu karena gigi berlubang, resesi gusi, atau masalah lainnya. Jika terdapat bagian dentin yang terbuka, dokter bisa melakukan prosedur penambalan untuk menutupnya. Pemeriksaan rutin ke dokter gigi juga penting untuk mencegah kerusakan yang lebih lanjut.

  1. Menggunakan Pasta Gigi Khusus untuk Gigi Sensitif

Pasta gigi khusus untuk gigi sensitif dirancang dengan kandungan tertentu yang dapat menutup tubulus-tubulus mikroskopis pada dentin. Salah satu bahan yang efektif adalah sodium calcium phosphosilicate, yang mampu membentuk lapisan mineral pada gigi hingga 1,5 kali lebih kuat dari dentin alami. Pasta gigi ini juga membantu mengurangi hipersensitivitas, mengatasi plak, dan membasmi bakteri penyebab masalah gigi lainnya.

  1. Menyikat Gigi dengan Cara yang Benar

Menyikat gigi harus dilakukan dengan lembut dan teknik yang tepat. Arah menyikat sebaiknya dari gusi ke gigi, dengan tekanan ringan. Gunakan sikat gigi berbulu lembut atau ekstra lembut, dan pegang sikat gigi hanya dengan tiga jari untuk menghindari tekanan berlebihan. Menyikat terlalu keras dapat menyebabkan gusi menurun dan memperparah sensitivitas gigi.

 

Apakah Gigi Sensitif Bisa Disembuhkan?

Kabar baiknya, gigi sensitif dapat dikurangi gejalanya dan dalam banyak kasus bisa diatasi sepenuhnya. Jika penggunaan pasta gigi sensitif tidak memberikan hasil yang memadai, dokter gigi dapat menyarankan beberapa tindakan lanjutan, seperti:

  • Filling, bonding, atau inlay untuk menutup area yang rusak dan mengurangi paparan terhadap rangsangan.
  • Operasi pencangkokan gusi, terutama jika akar gigi sudah terekspos karena resesi gusi.
  • Perawatan saluran akar (root canal), sebagai opsi terakhir untuk kasus gigi sensitif yang parah dan tidak merespons metode perawatan lain.

Sebelum tindakan dilakukan, dokter gigi akan melakukan analisis menyeluruh untuk memastikan penyebab sensitivitas. Maka dari itu, penting untuk tidak menunda pemeriksaan ketika mengalami keluhan pada gigi.

Rasa ngilu akibat minuman dingin bukanlah penyebab utama sensitivitas gigi, melainkan pertanda bahwa lapisan pelindung gigi sudah mulai rusak atau menipis. Menjaga kesehatan gigi dengan menyikat secara lembut, memilih pasta gigi yang sesuai, dan rutin memeriksakan diri ke dokter gigi adalah kunci utama agar Anda bisa menikmati makanan dan minuman favorit tanpa rasa ngilu yang mengganggu.

 

Jika Anda mengalami gangguan kesehatan dan membutuhkan pengobatan segera, Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier untuk mendapatkan pengobatan dan penanganan yang Anda butuhkan.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa hubungi kami di:

0315921101
085233664118
Atau Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier di Jl. Raya Dharma Husada Indah No.26, Mojo, Kec. Gubeng, Kota SBY, Jawa Timur 60285


Menstruasi-Lebih-dari-15-Hari-Kenali-Penyebab-dan-Cara-Menanganinya.png
admin ku
16/Jul/2025

Menstruasi yang berlangsung lebih dari 15 hari bukanlah kondisi yang bisa dianggap sepele. Dalam dunia medis, situasi ini dikategorikan sebagai menorrhagia perdarahan menstruasi yang berlangsung lebih dari tujuh hari atau keluar dalam jumlah yang jauh lebih banyak dari biasanya. Selain menyebabkan rasa tidak nyaman, kondisi ini dapat menandakan adanya gangguan kesehatan yang lebih serius dan memengaruhi aktivitas sehari-hari, terutama jika disertai kram hebat atau tanda-tanda anemia.

 

 

Apa Saja yang Menyebabkan Menstruasi Berkepanjangan?

Terdapat berbagai faktor yang dapat memicu menstruasi berlangsung lebih lama dari seharusnya. Beberapa di antaranya berkaitan langsung dengan kondisi hormon dan kesehatan organ reproduksi, sementara yang lain merupakan dampak dari penyakit sistemik tertentu.

 

Ketidakseimbangan Hormon

Ketika hormon estrogen dan progesteron tidak berada dalam kadar seimbang, siklus menstruasi bisa terganggu. Hal ini umum terjadi pada masa pubertas, menjelang menopause, atau karena gangguan seperti hipotiroidisme dan sindrom ovarium polikistik (PCOS). Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan penebalan lapisan endometrium, yang kemudian luruh secara berlebihan dan berlangsung lebih dari 15 hari.

 

Endometriosis

Pada penderita endometriosis, jaringan yang seharusnya melapisi bagian dalam rahim justru tumbuh di luar rahim. Setiap bulan, jaringan ini ikut menebal dan luruh layaknya menstruasi biasa, namun karena berada di lokasi yang tidak semestinya, menyebabkan nyeri hebat dan menstruasi berkepanjangan.

 

Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (IUD)

IUD, terutama yang mengandung tembaga, seringkali menyebabkan peningkatan volume darah menstruasi dan memperpanjang durasinya. Efek ini biasanya muncul dalam 3–6 bulan pertama setelah pemasangan, dan cenderung membaik seiring waktu.

 

Polip dan Miom Rahim

Polip merupakan pertumbuhan jaringan abnormal pada lapisan rahim, sedangkan miom adalah tumor jinak yang tumbuh di dinding rahim. Keduanya dapat mengganggu proses menstruasi dan menyebabkan darah keluar lebih banyak serta berlangsung lebih lama.

 

Adenomiosis

Kondisi ini terjadi ketika jaringan endometrium tumbuh ke dalam otot rahim. Sama seperti endometriosis, jaringan ini juga akan menebal dan luruh selama siklus menstruasi, sehingga menyebabkan perdarahan berkepanjangan. Meskipun demikian, beberapa penderita tidak merasakan gejala sama sekali.

 

Gangguan Pembekuan Darah

Kondisi seperti hemofilia atau penyakit von Willebrand dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk menghentikan perdarahan, termasuk saat menstruasi. Akibatnya, perdarahan menjadi lebih banyak dan lebih lama.

 

Radang Panggul (Pelvic Inflammatory Disease/PID)

Infeksi pada organ reproduksi wanita dapat menimbulkan perdarahan di luar siklus normal, termasuk menstruasi yang tak kunjung berhenti. Selain itu, gejala lain seperti nyeri panggul dan keputihan abnormal juga mungkin menyertai.

 

Kanker Rahim atau Serviks

Menstruasi lebih dari 15 hari bisa menjadi gejala awal kanker pada sistem reproduksi, terutama rahim dan leher rahim. Gejala lainnya meliputi perdarahan setelah berhubungan intim, nyeri panggul, dan nyeri punggung bawah yang terus-menerus.

Selain kondisi di atas, menstruasi berkepanjangan juga bisa disebabkan oleh kehamilan ektopik, obesitas, konsumsi obat pengencer darah seperti aspirin, serta gangguan fungsi hati dan ginjal.

 

Langkah-Langkah untuk Mengatasi Menstruasi Lebih dari 15 Hari

Penanganan menstruasi berkepanjangan tidak bisa dilakukan sembarangan. Pemeriksaan medis menjadi kunci utama untuk mengetahui penyebabnya secara pasti. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik serta tes penunjang, seperti:

  • Tes darah untuk memeriksa kadar hormon dan zat besi
  • USG untuk melihat kondisi rahim
  • Pap smear untuk mendeteksi kelainan pada serviks
  • Biopsi rahim
  • Histeroskopi
  • MRI jika diperlukan

Berdasarkan hasil pemeriksaan, pengobatan akan disesuaikan untuk mengatasi penyebab serta mengurangi keluhan yang muncul.

 

Pilihan Penanganan yang Dapat Diberikan

  1. Obat-Obatan
  • Paracetamol atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen dan asam mefenamat, digunakan untuk meredakan nyeri perut.
  • Suplemen zat besi diberikan bila anemia terjadi akibat banyaknya darah yang keluar.
  • Asam traneksamat berguna untuk membantu menghentikan perdarahan secara aktif.

 

  1. Terapi Hormon

Bila ketidakseimbangan hormon menjadi penyebab utama, dokter mungkin akan merekomendasikan terapi hormonal. Ini bisa berupa pil KB kombinasi, suntik KB, cincin vagina, atau pemasangan IUD hormonal.

Pada kasus polip, terapi hormonal khusus seperti gonadotropin releasing hormone agonist bisa diberikan. Untuk miom rahim, obat yang menekan hormon gonadotropin menjadi pilihan utama.

 

  1. Tindakan Operasi

Jika pengobatan tidak efektif atau ditemukan kelainan struktural seperti miom, polip, atau kanker, prosedur operasi bisa menjadi solusi. Beberapa jenis operasi yang biasa dilakukan meliputi:

  • Histeroskopi: untuk mengangkat polip atau kelainan kecil di dalam rahim
  • Miomektomi: pengangkatan miom
  • Embolisasi arteri uterin: menghentikan aliran darah ke miom
  • Ablasi endometrium: menghancurkan lapisan dinding rahim
  • Histerektomi: pengangkatan seluruh rahim, biasanya menjadi pilihan terakhir

 

Kapan Harus ke Dokter?

Menstruasi lebih dari 15 hari bukanlah kondisi yang bisa ditunggu-tunggu. Segeralah berkonsultasi dengan tenaga medis jika mengalaminya. Semakin dini penyebabnya diketahui, semakin besar pula peluang untuk mendapatkan penanganan yang efektif dan mencegah komplikasi serius.

Jaga kesehatan reproduksi dengan tidak menunda pemeriksaan. Mengenali gejala dan memahami penyebabnya adalah langkah awal menuju pemulihan yang optimal.

 

Jika Anda mengalami gangguan kesehatan dan membutuhkan pengobatan segera, Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier untuk mendapatkan pengobatan dan penanganan yang Anda butuhkan.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa hubungi kami di:

0315921101
085233664118
Atau Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier di Jl. Raya Dharma Husada Indah No.26, Mojo, Kec. Gubeng, Kota SBY, Jawa Timur 60285


Waspadai-Aneurisma-Otak-Ancaman-Tersembunyi-di-Balik-Pembuluh-Darah.png
admin ku
14/Jul/2025

Aneurisma otak adalah kondisi ketika terbentuk tonjolan menyerupai balon di pembuluh darah otak. Jika diperhatikan, tonjolan ini tampak seperti buah beri yang menggantung di batang otak. Meskipun tampak kecil, aneurisma bisa menjadi sangat berbahaya jika pecah, karena dapat menyebabkan perdarahan serius di otak yang dikenal sebagai stroke hemoragik.

Aneurisma yang pecah umumnya terjadi di ruang antara otak dan selaput tipis yang melapisinya, dan kondisi ini dikenal dengan istilah perdarahan subarachnoid. Saat pecah, aneurisma menjadi keadaan darurat medis yang mengancam nyawa dan membutuhkan penanganan segera.

Namun, tak semua aneurisma pecah. Banyak kasus aneurisma otak yang tidak pecah dan tidak menunjukkan gejala apa pun. Kondisi ini biasanya ditemukan secara tidak sengaja ketika seseorang menjalani pemeriksaan untuk masalah medis lain. Meski tak bergejala, aneurisma jenis ini tetap perlu diwaspadai karena dalam beberapa kasus, pengobatan dini dapat mencegah pecahnya di masa depan.

 

Mengenali Gejala Berdasarkan Jenisnya

Gejala aneurisma otak dapat dibagi berdasarkan kondisinya: apakah aneurisma tersebut sudah pecah atau belum.

1. Aneurisma Otak Tidak Pecah

Pada tahap ini, gejala sering kali tidak muncul, kecuali jika tonjolan aneurisma bertambah besar dan menekan jaringan saraf. Beberapa tanda yang bisa dirasakan antara lain:

  • Gangguan penglihatan seperti penglihatan ganda atau kehilangan sebagian penglihatan
  • Rasa nyeri di sekitar mata
  • Mati rasa atau kelemahan pada satu sisi wajah
  • Kesulitan berbicara
  • Sakit kepala
  • Kehilangan keseimbangan
  • Sulit berkonsentrasi
  • Masalah memori jangka pendek

 

2. Aneurisma Otak Pecah

Ketika aneurisma pecah, gejala yang muncul sangat intens. Salah satu ciri utamanya adalah sakit kepala mendadak dan sangat menyakitkan, terasa seperti dipukul benda tumpul. Gejala lain yang menyertainya bisa berupa:

  • Kehilangan kesadaran
  • Kejang
  • Mual dan muntah
  • Penglihatan buram atau ganda
  • Kebingungan mendadak
  • Leher kaku atau nyeri
  • Sensitivitas terhadap cahaya
  • Kelemahan pada satu sisi tubuh

 

 

Apa Penyebabnya?

Aneurisma otak muncul karena adanya kelemahan pada dinding pembuluh darah. Otak sendiri memerlukan suplai darah besar, yang dialirkan melalui empat pembuluh utama dari leher. Pembuluh-pembuluh ini kemudian bercabang seperti ranting pohon. Titik percabangan inilah yang paling rentan karena strukturnya lebih lemah.

 

Faktor Risiko yang Perlu Diketahui

Beberapa faktor dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami aneurisma otak, antara lain:

  • Merokok: Zat dalam asap rokok merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko aneurisma.
  • Tekanan darah tinggi: Terutama bila disertai obesitas, konsumsi garam berlebih, kekurangan serat dari sayur dan buah, serta konsumsi alkohol.
  • Riwayat keluarga: Faktor genetik dapat memengaruhi risiko, terutama jika ada orang tua atau saudara kandung yang mengidap aneurisma otak.
  • Usia: Semakin bertambah usia, risikonya makin besar. Kebanyakan kasus ditemukan pada usia di atas 40 tahun.
  • Jenis kelamin: Wanita memiliki risiko lebih tinggi, khususnya setelah menopause akibat penurunan hormon estrogen.
  • Kondisi bawaan: Misalnya kelemahan pembuluh darah sejak lahir.
  • Cedera kepala berat: Trauma otak dapat memicu terbentuknya aneurisma, walau jarang.
  • Penyakit ginjal polikistik autosomal: Kondisi genetik ini menyebabkan tumbuhnya kista di ginjal, yang bisa berkaitan dengan aneurisma.
  • Gangguan jaringan ikat: Seperti sindrom Ehlers-Danlos atau Marfan yang menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi lemah.
  • Koarktasio aorta: Penyempitan pembuluh darah utama yang sudah ada sejak lahir juga berhubungan dengan risiko aneurisma.

 

Langkah Diagnostik yang Diperlukan

Untuk memastikan keberadaan aneurisma otak, dokter akan menanyakan keluhan, riwayat kesehatan pribadi dan keluarga, serta pola aktivitas sehari-hari. Jika dicurigai mengarah ke aneurisma, beberapa pemeriksaan lanjutan akan dilakukan:

  • CT Scan

Pasien akan diberikan zat kontras sebelum dilakukan pemindaian otak untuk memperjelas gambaran pembuluh darah.

  • MRI

Digunakan untuk melihat aneurisma berukuran lebih dari 3–5 mm. Sama seperti CT Scan, pemeriksaan dilakukan sambil pasien berbaring.

  • Angiogram

Dengan bantuan bius, alat menyerupai selang dimasukkan dari pembuluh darah kaki hingga ke otak. Pewarna disuntikkan dan gambar pembuluh darah ditampilkan di monitor untuk mendeteksi titik lemah.

  • Pemeriksaan Cairan Serebrospinal

Dilakukan jika dicurigai perdarahan subarachnoid. Dokter akan mengambil sampel cairan tulang belakang menggunakan jarum khusus.

 

Penanganan Aneurisma Otak

Pengobatan bergantung pada kondisi aneurisma. Bila ukurannya kecil, belum pecah, dan tak menunjukkan gejala, maka dilakukan observasi berkala dan langkah pencegahan agar tidak membesar atau pecah. Tindakan yang dianjurkan meliputi:

  • Menghindari obat stimulan
  • Tidak merokok
  • Menjaga tekanan darah
  • Membatasi makanan tinggi lemak
  • Mengatur pola makan sehat
  • Mengurangi konsumsi kafein
  • Tidak mengangkat benda berat
  • Menurunkan berat badan secara sehat

 

Jika aneurisma berisiko pecah atau sudah pecah, diperlukan tindakan bedah segera. Jenis prosedur yang dapat dilakukan meliputi:

  • Pembedahan dengan Penjepitan (Surgical Clipping)

Dilakukan dengan membuka bagian tengkorak untuk menjepit langsung bagian aneurisma yang pecah.

  • Koiling Endovaskular

Tanpa membuka kepala, dokter memasukkan kateter melalui pembuluh darah untuk memasang koil yang menutup area pecahnya aneurisma.

  • Flow Diverter

Jika dua metode sebelumnya tidak memungkinkan, dokter akan memasang stent (alat khusus) di dalam pembuluh darah untuk mengalihkan aliran darah dari titik aneurisma.

Semua tindakan pembedahan tetap memiliki potensi komplikasi, seperti stroke atau kerusakan jaringan otak, sehingga harus dilakukan secara cermat oleh tenaga medis profesional.

 

Upaya Pencegahan

Meskipun tidak semua aneurisma bisa dicegah, beberapa langkah bisa dilakukan untuk menurunkan risikonya:

  • Berhenti merokok
  • Menjaga pola makan sehat dan rendah garam
  • Mengurangi konsumsi alkohol
  • Menjaga berat badan ideal
  • Rutin berolahraga
  • Mengurangi konsumsi kafein

Mewaspadai aneurisma otak dan mengenali gejalanya sejak dini bisa menjadi langkah penting dalam mencegah kondisi yang lebih serius. Jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter jika mengalami tanda-tanda yang mencurigakan.

 

Jika Anda mengalami gangguan kesehatan dan membutuhkan pengobatan segera, Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier untuk mendapatkan pengobatan dan penanganan yang Anda butuhkan.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa hubungi kami di:

0315921101
085233664118
Atau Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier di Jl. Raya Dharma Husada Indah No.26, Mojo, Kec. Gubeng, Kota SBY, Jawa Timur 60285


Memahami-Diagnosis-PTSD-Panduan-Menyeluruh-dari-Gejala-hingga-Kriteria-Diagnostik.png
admin ku
12/Jul/2025

Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) adalah gangguan kesehatan mental yang dapat berkembang setelah seseorang mengalami atau menyaksikan kejadian traumatis yang mengancam nyawa atau sangat mengejutkan. Diagnosis PTSD ditegakkan apabila gejala muncul dalam waktu enam bulan sejak paparan trauma, dan berlangsung selama lebih dari satu bulan. Gejala ini dapat berupa kecemasan, depresi, reaksi simpatis berlebihan, dan gangguan emosional lainnya yang menetap hingga enam bulan atau lebih.

 

Anamnesis: Fokus pada Gejala, Bukan Detil Trauma

Proses anamnesis untuk PTSD menitikberatkan pada pengalaman pasien pasca-trauma dan gejala-gejala yang muncul, bukan pada detail peristiwa traumanya. Mengorek kembali kejadian secara rinci dapat memperburuk kondisi pasien. Oleh karena itu, tenaga medis lebih disarankan untuk mengeksplorasi dampak gejala yang dialami pasien, termasuk melalui wawancara dengan anggota keluarga guna mengungkap hubungan antara peristiwa traumatis dan gejala yang muncul.

Gejala yang perlu digali meliputi pengalaman intrusif seperti flashback atau mimpi buruk, perilaku menghindar terhadap hal-hal yang mengingatkan pada trauma, serta peningkatan kewaspadaan, termasuk mudah terkejut. Selain itu, pasien mungkin menunjukkan emosi negatif, gangguan tidur, kesulitan konsentrasi, sifat mudah tersinggung, dan peningkatan reaktivitas. Karena PTSD sering disertai dengan gangguan lain, penting juga untuk mengevaluasi adanya depresi, kecemasan, penyalahgunaan zat, atau pemikiran bunuh diri.

Pemeriksaan Fisik: Tanda-Tanda Reaksi Tubuh terhadap Trauma

Gejala fisik PTSD umumnya muncul saat pasien menceritakan ulang peristiwa traumatik. Tanda-tanda simpatis seperti jantung berdebar, denyut nadi meningkat, tekanan darah tinggi, tremor, keringat berlebih, dan agitasi bisa terlihat. Pada korban kekerasan atau cedera, mungkin ditemukan luka, memar, atau bahkan amputasi. Jika sistem saraf terlibat, pemeriksaan neurologis lebih lanjut diperlukan untuk menilai saraf kranial, motorik, sensorik, dan otonom.

 

 

Diagnosis Banding: Membedakan PTSD dari Gangguan Lain

Beberapa gangguan lain dapat menyerupai PTSD, terutama acute stress disorder dan depresi. Acute stress disorder memiliki gejala yang mirip, namun hanya berlangsung kurang dari satu bulan. PTSD membutuhkan gejala yang muncul dalam waktu maksimal enam bulan pasca trauma dan berlangsung minimal satu bulan.

Pada depresi, gejala seperti perasaan sedih dan kehilangan minat bisa muncul tanpa keterkaitan langsung dengan trauma. Namun, dalam kasus PTSD, gejala selalu berakar dari pengalaman traumatis dan biasanya disertai dengan flashback atau ingatan intrusif lainnya.

 

Pemeriksaan Penunjang: Mengeliminasi Penyebab Organik

Tidak ada tes laboratorium atau pemeriksaan radiologi khusus yang dapat memastikan diagnosis PTSD. Namun, pemeriksaan seperti CT scan kepala atau MRI otak dapat dilakukan bila terdapat kemungkinan cedera kepala atau gangguan organik lain yang menyertai.

 

Kriteria Diagnosis Menurut ICD X

Menurut International Classification of Diseases (ICD X), PTSD didefinisikan sebagai respons terhadap situasi yang sangat menakutkan atau mengancam nyawa. Gejala yang sering dijumpai mencakup mimpi buruk dan ingatan mengganggu yang berulang, flashback, mati rasa emosional, kesulitan berinteraksi sosial, serta gangguan tidur dan kewaspadaan yang berlebihan.

Diagnosis ditegakkan bila gejala muncul dalam enam bulan setelah kejadian traumatis. Namun, apabila gejala sangat khas dan tidak dapat dijelaskan oleh gangguan lain, diagnosis tetap dapat ditegakkan meskipun onset-nya melewati enam bulan. Gejala utama yang menunjang diagnosis adalah kemunculan kembali ingatan traumatis (flashback), distorsi afeksi, serta reaksi fisiologis yang berlebihan.

 

Kriteria Diagnosis DSM V untuk Dewasa dan Anak Usia di Atas 6 Tahun

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi ke-5 (DSM V) menyebutkan bahwa diagnosis PTSD pada dewasa, remaja, dan anak di atas enam tahun meliputi beberapa komponen berikut:

  1. Paparan terhadap Peristiwa Traumatis

Pasien mengalami langsung, menyaksikan, atau mengetahui peristiwa traumatis menimpa orang terdekatnya. Dalam beberapa kasus, paparan dapat terjadi secara tidak langsung, seperti melalui pekerjaan yang mengharuskan mengakses detail mengganggu dari kejadian tersebut.

  1. Gejala Intrusif

Gejala ini mencakup ingatan atau mimpi berulang yang tidak bisa dikendalikan, flashback, dan reaksi emosional atau fisiologis berat saat terpapar pemicu yang menyerupai trauma.

  1. Perilaku Menghindar

Pasien menunjukkan usaha menghindari pemikiran, perasaan, atau hal-hal eksternal seperti tempat dan aktivitas yang mengingatkan mereka pada kejadian traumatis.

  1. Perubahan Kognitif dan Emosional Negatif

Termasuk di dalamnya adalah amnesia disosiatif, pandangan negatif tentang diri atau dunia, rasa bersalah atau malu berlebihan, perasaan terasing dari lingkungan sosial, dan hilangnya kemampuan merasakan emosi positif.

  1. Perubahan Kewaspadaan dan Reaktivitas

Pasien mungkin menunjukkan perilaku agresif, kesulitan tidur, konsentrasi menurun, reaksi berlebihan terhadap kejutan kecil, serta tindakan ceroboh atau membahayakan diri.

  1. Durasi Gejala

Semua gejala tersebut harus berlangsung lebih dari satu bulan.

  1. Dampak Fungsional

Gangguan harus cukup berat sehingga mengganggu kehidupan sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.

  1. Bukan Disebabkan Oleh Faktor Lain

Gejala tidak boleh disebabkan oleh penggunaan obat, alkohol, atau kondisi medis lain.

 

Kriteria Diagnosis DSM V untuk Anak Usia di Bawah 6 Tahun

Pada anak usia dini, kriteria diagnosis sedikit dimodifikasi untuk menyesuaikan dengan pola perilaku dan perkembangan kognitif mereka:

  1. Paparan terhadap Peristiwa Traumatik

Anak mengalami atau menyaksikan langsung kejadian atau mengetahuinya terjadi pada orang tua atau pengasuh.

  1. Gejala Intrusif

Bisa berupa ingatan atau mimpi yang menimbulkan distres, flashback, atau reenactment dalam permainan. Anak juga mungkin menunjukkan reaksi emosional ekstrem terhadap pemicu traumatis.

  1. Perilaku Menghindar dan Perubahan Mood/Kognisi

Anak bisa menghindari aktivitas atau individu yang mengingatkan mereka pada trauma. Selain itu, mereka mungkin mengalami perubahan emosional seperti meningkatnya rasa takut, kesedihan, menarik diri dari pergaulan, dan berkurangnya ekspresi emosi positif.

  1. Perubahan Kewaspadaan dan Reaktivitas

Gejala seperti tantrum, agresi, kewaspadaan tinggi, kesulitan tidur, dan gangguan konsentrasi dapat menjadi indikator PTSD pada anak.

  1. Durasi dan Dampak Klinis

Gejala harus berlangsung lebih dari satu bulan dan menyebabkan gangguan yang nyata pada hubungan sosial anak atau fungsi mereka di sekolah dan keluarga.

Diagnosis PTSD memerlukan pemahaman mendalam tentang hubungan antara trauma dan gejala psikologis yang muncul. Pendekatan yang hati-hati dalam anamnesis dan penilaian gejala sangat penting untuk memastikan diagnosis yang akurat, serta mencegah dampak psikologis yang lebih luas. Menggunakan panduan dari ICD X dan DSM V, tenaga medis dapat mengevaluasi pasien berdasarkan kriteria ilmiah yang terstruktur, sekaligus memperhatikan aspek manusiawi dari pengalaman traumatik yang mereka alami.

 

Jika Anda mengalami gangguan kesehatan dan membutuhkan pengobatan segera, Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier untuk mendapatkan pengobatan dan penanganan yang Anda butuhkan.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa hubungi kami di:

0315921101
085233664118
Atau Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier di Jl. Raya Dharma Husada Indah No.26, Mojo, Kec. Gubeng, Kota SBY, Jawa Timur 60285


Mencegah-Sakit-Gigi-dengan-Pola-Makan-dan-Kebiasaan-Sehat.png
admin ku
11/Jul/2025

Mengalami sakit gigi bisa menjadi pengalaman yang sangat tidak nyaman. Rasa nyeri yang ditimbulkan kerap menyebar hingga ke kepala, menyebabkan kesulitan saat makan, pembengkakan pada gusi, bau mulut, bahkan demam. Bila tidak segera ditangani, kondisi ini dapat mengganggu aktivitas harian secara signifikan.

Untungnya, menjaga kesehatan gigi bukanlah hal yang sulit. Dengan membiasakan diri menggosok gigi secara rutin, melakukan pemeriksaan gigi secara berkala, serta mengatur pola makan, risiko sakit gigi dapat ditekan. Salah satu langkah penting adalah membatasi konsumsi makanan manis.

 

 

Makanan Manis sebagai Pemicu Masalah Gigi

Kebersihan mulut yang kurang terjaga memang menjadi penyebab utama sakit gigi. Namun, pola makan juga memiliki peran besar dalam memicu masalah ini. Menurut Healthline, orang yang gemar mengonsumsi makanan tinggi gula cenderung lebih rentan terhadap gangguan kesehatan gigi dibandingkan mereka yang lebih seimbang dalam pola makannya.

Gula dalam makanan manis menjadi bahan bakar bagi bakteri Streptococcus, yang dikenal sebagai penyebab utama gangguan gigi. Bakteri ini dengan cepat berkembang biak di mulut dan membentuk plak pada permukaan gigi. Jika tidak dibersihkan secara tuntas, plak akan mengeras menjadi karang gigi dan memicu gangguan lebih lanjut, seperti radang gusi atau gingivitis.

Selain itu, gula juga dapat merusak lapisan luar gigi (enamel) hingga menyebabkan lubang. Tidak hanya makanan, minuman manis seperti soda atau teh manis juga bisa memberikan efek serupa, apalagi jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama.

 

Pola Makan yang Mendukung Kesehatan Gigi

Agar terhindar dari sakit gigi, memperhatikan pola makan menjadi kunci penting. Mengacu pada Healthline, penting untuk memilih makanan yang kaya akan gizi dan nutrisi. Buah dan sayuran segar misalnya, dapat merangsang produksi air liur yang membantu membersihkan mulut secara alami dan mengurangi jumlah bakteri.

Bukan berarti makanan atau minuman manis harus dihindari sepenuhnya. Mengonsumsinya masih diperbolehkan, asalkan dalam batas wajar. Jika memilih minuman manis, menggunakan sedotan dapat mengurangi kontak langsung dengan gigi. Setelah mengonsumsinya, dianjurkan untuk membilas mulut dengan air putih agar sisa gula tidak menempel terlalu lama di gigi.

 

Kebiasaan Sehari-hari untuk Cegah Sakit Gigi

Selain mengatur pola makan, membangun kebiasaan baik juga penting dalam menjaga kesehatan gigi. Cleveland Clinic merekomendasikan untuk menggosok gigi secara teratur dengan pasta gigi berfluoride. Ini membantu melindungi gigi dari kerusakan dan memperkuat enamel.

Pemeriksaan gigi secara rutin setiap enam bulan juga dianjurkan. Dengan cara ini, dokter gigi dapat mendeteksi dan mengatasi potensi masalah sejak dini, sebelum berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.

Jika sakit gigi sudah terlanjur terjadi, penanganan awal dapat dilakukan di rumah. Berkumur dengan air hangat dan mengonsumsi obat pereda nyeri bisa menjadi langkah pertama yang membantu. Namun, jika rasa sakit berlanjut selama beberapa hari, sebaiknya segera konsultasi ke dokter gigi untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Menjaga kesehatan gigi tidak hanya berdampak pada kenyamanan saat makan, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dengan kebiasaan baik dan pola makan yang sehat, sakit gigi bisa dicegah sebelum mengganggu rutinitas harian.

 

Jika Anda mengalami gangguan kesehatan dan membutuhkan pengobatan segera, Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier untuk mendapatkan pengobatan dan penanganan yang Anda butuhkan.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa hubungi kami di:

0315921101
085233664118
Atau Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier di Jl. Raya Dharma Husada Indah No.26, Mojo, Kec. Gubeng, Kota SBY, Jawa Timur 60285


Mengenal-Inkontinensia-Urine-Penyebab-Jenis-dan-Cara-Mengatasinya.png
admin ku
10/Jul/2025

mengontrol kandung kemih, sehingga menyebabkan kebocoran urine secara tidak disengaja. Kondisi ini cukup sering dialami oleh banyak orang dan kerap menimbulkan rasa malu atau tidak nyaman bagi penderitanya. Tingkat keparahannya pun bervariasi, mulai dari kebocoran ringan saat batuk atau bersin, hingga dorongan tiba-tiba dan kuat untuk buang air kecil yang tidak dapat ditahan hingga mencapai toilet.

Meski sering dikaitkan dengan proses penuaan, inkontinensia urine bukanlah sesuatu yang harus diterima sebagai bagian dari usia lanjut. Apabila kondisi ini mulai memengaruhi aktivitas sehari-hari, maka penting untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis. Perubahan gaya hidup, penyesuaian pola makan, serta perawatan medis tertentu terbukti dapat membantu mengurangi gejalanya.

 

Apa Saja Penyebab Inkontinensia Urine?

Inkontinensia urine bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berkaitan langsung dengan saluran kemih bagian bawah maupun yang tidak berhubungan secara langsung. Bila berkaitan dengan saluran kemih, penyebab utamanya biasanya adalah aktivitas otot kandung kemih yang terlalu aktif, yang bisa dipicu oleh gangguan saraf, adanya sumbatan di saluran kemih, batu, bahkan kanker kandung kemih.

Di sisi lain, kondisi ini juga bisa terjadi meski saluran kemih berfungsi normal. Hal ini umumnya dialami oleh orang lanjut usia dan berkaitan dengan masalah mobilitas maupun gangguan kognitif.

 

Penyebab sementara atau jangka pendek antara lain:

  • Infeksi Saluran Kemih (ISK): Infeksi pada uretra, ureter, kandung kemih, atau ginjal bisa menimbulkan rasa nyeri dan dorongan buang air kecil yang meningkat.
  • Kehamilan: Rahim yang membesar menekan kandung kemih, menyebabkan inkontinensia. Kondisi ini biasanya membaik setelah melahirkan.
  • Obat-obatan: Beberapa obat seperti diuretik dan antidepresan dapat meningkatkan risiko kebocoran urine sebagai efek samping.
  • Minuman tertentu: Kafein dan alkohol mempercepat produksi urine, sehingga meningkatkan frekuensi buang air kecil.
  • Sembelit: Tinja yang keras dan sulit dikeluarkan dapat memberikan tekanan ekstra pada kandung kemih.

 

Untuk kasus kronis atau jangka panjang, penyebab yang umum meliputi:

  • Gangguan otot dasar panggul: Lemahnya otot ini memengaruhi kendali terhadap kandung kemih.
  • Stroke: Menurunnya kontrol terhadap otot, termasuk otot yang berperan dalam berkemih.
  • Diabetes: Memicu produksi urine berlebih dan menurunkan fungsi saraf yang mengontrol kandung kemih.
  • Menopause: Perubahan hormon yang drastis melemahkan otot-otot penyangga organ.
  • Multiple Sclerosis: Gangguan neurologis ini menyebabkan hilangnya kontrol kandung kemih.
  • Pembesaran Prostat: Umum terjadi pada pria dan mengganggu aliran urine.
  • Pasca operasi kanker prostat: Kerusakan pada otot sfingter akibat prosedur bedah bisa menyebabkan kebocoran urine.

 

Ragam Jenis Inkontinensia Urine

Inkontinensia urine memiliki beberapa tipe berbeda, yang masing-masing menunjukkan karakteristik tertentu:

  • Inkontinensia stres: Terjadi ketika urine bocor saat tubuh melakukan aktivitas fisik seperti tertawa, batuk, atau mengangkat beban.
  • Inkontinensia urge: Ditandai dengan keinginan tiba-tiba untuk buang air kecil dan kebocoran terjadi sebelum sampai ke toilet.
  • Inkontinensia overflow: Urine bocor karena kandung kemih tidak bisa dikosongkan sepenuhnya.
  • Inkontinensia total: Kandung kemih tidak mampu menyimpan urine sama sekali.
  • Inkontinensia fungsional: Terjadi ketika seseorang secara fisik atau mental tidak dapat mencapai toilet tepat waktu.
  • Inkontinensia campuran: Kombinasi dari dua atau lebih jenis inkontinensia.

 

Faktor Risiko yang Meningkatkan Kemungkinan Terkena Inkontinensia

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami inkontinensia urine, antara lain:

  • Jenis kelamin: Wanita lebih rentan mengalami inkontinensia stres, sedangkan pria dengan masalah prostat cenderung mengalami urge atau overflow incontinence.
  • Usia: Seiring waktu, kekuatan otot kandung kemih dan uretra bisa menurun.
  • Berat badan berlebih: Menambah tekanan pada kandung kemih dan otot-otot sekitarnya.
  • Merokok: Merokok dapat menyebabkan batuk kronis dan meningkatkan tekanan intra-abdomen.
  • Riwayat keluarga: Adanya anggota keluarga dengan riwayat inkontinensia dapat meningkatkan risiko.
  • Penyakit tertentu: Diabetes, penyakit saraf, dan gangguan sistemik lainnya berpotensi memperburuk kontrol kandung kemih.

Gejala yang Perlu Diwaspadai

Tanda-tanda inkontinensia dapat bervariasi tergantung jenisnya:

  • Inkontinensia stres: Urine keluar saat kandung kemih mendapat tekanan mendadak.
  • Inkontinensia urge: Tiba-tiba ingin buang air kecil dan tidak dapat menahannya.
  • Inkontinensia overflow: Sering mengompol dalam jumlah kecil dan tidak tuntas saat berkemih.

 

Bagaimana Dokter Mendiagnosis Inkontinensia?

Diagnosis dilakukan melalui wawancara medis menyeluruh yang mencakup riwayat gejala, waktu terjadinya kebocoran, obat-obatan yang dikonsumsi, serta pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi gangguan saraf, organ panggul, dan kemungkinan pembesaran prostat pada pria lanjut usia. Beberapa pemeriksaan tambahan dapat dilakukan, seperti:

  • Analisis urine
  • USG kandung kemih
  • Pemeriksaan urodinamik
  • Sistoskopi
  • Sistogram

 

Opsi Pengobatan yang Tersedia

Perawatan untuk inkontinensia urine tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Beberapa metode yang umum digunakan meliputi:

  • Terapi perilaku: Mengatur pola buang air kecil, menghindari pemicu seperti kafein, dan pelatihan otot panggul.
  • Terapi oba*: Obat antikolinergik untuk merilekskan kandung kemih, walau bisa menimbulkan efek samping seperti mulut kering atau sembelit.
  • Pemasangan kateter: Digunakan jika pasien tidak mampu mengosongkan kandung kemih secara normal.
  • Operasi: Untuk kasus dengan penyumbatan saluran kemih atau kebutuhan pemasangan sfingter buatan.

Komplikasi yang Mungkin Terjadi

Jika tidak ditangani dengan baik, inkontinensia urine dapat menyebabkan:

  • Masalah kulit seperti ruam dan infeksi
  • Infeksi saluran kemih berulang
  • Gangguan psikososial yang berdampak pada kualitas hidup
  • Prolaps organ panggul akibat lemahnya otot penyangga

 

Cara Efektif Mencegah Inkontinensia Urine

Pencegahan dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut:

  • Menjaga berat badan tetap sehat
  • Mengurangi konsumsi kafein, alkohol, dan minuman bersoda
  • Melakukan latihan kegel secara rutin
  • Mengonsumsi makanan tinggi serat untuk mencegah sembelit
  • Menghindari kebiasaan merokok
  • Menjaga jadwal buang air kecil secara teratur
  • Tidak mengangkat beban berat berlebihan
  • Mengelola penyakit kronis seperti diabetes secara optimal

Memahami inkontinensia urine bukan hanya membantu mengenali gejalanya, tetapi juga mendorong seseorang untuk tidak menunda mendapatkan penanganan yang sesuai. Dengan edukasi dan perawatan yang tepat, kondisi ini dapat dikendalikan dan kualitas hidup pun tetap terjaga.

 

Jika Anda mengalami gangguan kesehatan dan membutuhkan pengobatan segera, Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier untuk mendapatkan pengobatan dan penanganan yang Anda butuhkan.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa hubungi kami di:

0315921101
085233664118
Atau Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier di Jl. Raya Dharma Husada Indah No.26, Mojo, Kec. Gubeng, Kota SBY, Jawa Timur 60285


Menjelajahi-Dua-Sisi-Diri-Antara-Alter-Ego-dan-Kepribadian-Ganda.png
admin ku
08/Jul/2025

Dalam kehidupan sehari-hari, tak jarang seseorang menciptakan sisi lain dari dirinya sebuah karakter yang berbeda namun tetap berada dalam kendali penuh. Karakter ini sering disebut sebagai alter ego, yaitu identitas yang sengaja dibentuk untuk menampilkan sisi diri yang lebih berani, kreatif, atau bahkan ideal, yang sulit diwujudkan dalam keseharian.

Alter ego bukanlah hal yang aneh. Banyak orang menggunakannya sebagai cara untuk menghadapi tantangan hidup, meningkatkan rasa percaya diri, atau mengekspresikan diri di situasi tertentu. Namun penting untuk memahami bahwa alter ego berbeda secara fundamental dari kepribadian ganda, atau dalam istilah medis dikenal sebagai dissociative identity disorder (DID).

 

Perbedaan Alter Ego dan Kepribadian Ganda

Alter ego merupakan hasil ciptaan sadar dari seseorang. Individu yang memiliki alter ego tetap sepenuhnya sadar dan mengendalikan perpindahan antara karakter yang mereka bentuk dan identitas asli mereka. Mereka tidak kehilangan ingatan atau kesadaran saat berpindah ke peran alter ego, dan proses tersebut dilakukan secara sengaja.

Sebaliknya, kepribadian ganda merupakan kondisi psikologis yang serius. DID adalah gangguan mental di mana seseorang memiliki dua atau lebih identitas yang berkembang secara terpisah dan mengambil alih kendali tubuh secara bergantian. Tiap identitas bisa memiliki ciri khas berbeda, mulai dari nama, usia, jenis kelamin, hingga cara bicara dan perilaku.

Pengidap DID seringkali tidak menyadari saat identitas lain mengambil alih tubuhnya. Saat satu identitas sedang mendominasi, identitas yang lain benar-benar terputus, baik secara kesadaran maupun ingatan. Bahkan, dalam banyak kasus, mereka menyebut dirinya dengan istilah “kami”, bukan “saya”, karena merasa hidup dalam tubuh yang dibagi dengan identitas lain.

 

Kepribadian Ganda sebagai Gangguan Mental

DID dikategorikan sebagai gangguan identitas disosiatif dan termasuk dalam masalah kesehatan mental yang kompleks. Gangguan ini biasanya muncul sebagai respons terhadap trauma berat yang dialami di masa lalu, seperti kekerasan fisik atau seksual, pengalaman sebagai korban kriminalitas, atau bencana besar. Trauma tersebut membuat pikiran seseorang menciptakan identitas lain sebagai mekanisme perlindungan.

Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa berdampak serius, mulai dari kehilangan memori, delusi, perubahan perilaku drastis, hingga depresi berat. Oleh karena itu, penanganan yang tepat sangat diperlukan.

Psikoterapi adalah metode paling efektif untuk membantu pengidap DID. Terapi ini dilakukan oleh tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater, dan bertujuan untuk:

  • Mengenali dan mengatasi trauma masa lalu
  • Mengelola pergantian perilaku dan identitas yang tiba-tiba
  • Menyatukan identitas-identitas yang terpisah menjadi satu kepribadian yang utuh

Terapi ini bisa dilakukan secara individu, kelompok, maupun bersama keluarga. Dukungan dari orang-orang terdekat juga berperan penting dalam proses pemulihan. Selain psikoterapi, beberapa obat bisa diberikan untuk menangani gejala penyerta seperti depresi atau kecemasan, meskipun obat bukanlah terapi utama.

 

Alter ego dan kepribadian ganda memang sama-sama menunjukkan keberadaan lebih dari satu identitas dalam diri seseorang, tetapi keduanya berdiri pada konteks yang sangat berbeda. Alter ego adalah bentuk ekspresi sadar, terkontrol, dan tidak mengganggu fungsi kehidupan. Sementara itu, kepribadian ganda adalah kondisi gangguan mental yang membutuhkan diagnosis, pemahaman, serta perawatan khusus.

Memahami perbedaan antara keduanya bukan hanya penting bagi dunia psikologi, tetapi juga bagi siapa pun yang ingin memahami keragaman psikologis manusia. Kesadaran ini dapat membuka jalan bagi empati, penerimaan, dan dukungan terhadap mereka yang sedang berjuang untuk pulih dan menyatukan kembali bagian-bagian dari dirinya.

 

Jika Anda mengalami gangguan kesehatan dan membutuhkan pengobatan segera, Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier untuk mendapatkan pengobatan dan penanganan yang Anda butuhkan.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa hubungi kami di:

0315921101
085233664118
Atau Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier di Jl. Raya Dharma Husada Indah No.26, Mojo, Kec. Gubeng, Kota SBY, Jawa Timur 60285


Kenali-Langkah-Pertolongan-Pertama-Saat-Serangan-Jantung.png
admin ku
07/Jul/2025

Penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Kondisi ini bisa menyerang kapan saja, tanpa tanda yang pasti. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat memiliki pengetahuan dasar tentang bagaimana memberikan pertolongan pertama saat serangan jantung terjadi. Penanganan yang cepat dan tepat dapat menyelamatkan nyawa serta mengurangi risiko komplikasi serius.

Serangan jantung tidak dapat diprediksi, namun kita bisa mempersiapkan diri dengan memahami langkah-langkah awal pertolongan. Pengetahuan ini penting, terutama saat berada di sekitar seseorang yang tiba-tiba mengalami gejala serangan jantung atau bahkan kehilangan kesadaran.

Berikut beberapa langkah pertolongan pertama yang dapat dilakukan saat menyaksikan seseorang mengalami serangan jantung:

  1. Pindahkan pasien ke tempat yang aman
    Segera bawa pasien menjauh dari keramaian atau area yang berisiko, agar pertolongan bisa diberikan dengan aman dan leluasa.
  2. Hubungi layanan darurat
    Segera hubungi nomor darurat seperti 119 atau rumah sakit terdekat untuk meminta bantuan tenaga medis dan ambulans.
  3. Berikan bantuan hidup dasar
    Jika pasien tidak sadarkan diri dan tidak bernapas normal, lakukan resusitasi jantung paru (RJP) atau bantuan hidup dasar. Ini bisa dilakukan oleh tenaga medis maupun orang awam yang sudah terlatih.
  4. Segera bawa ke unit gawat darurat (UGD)
    Setelah bantuan darurat diberikan, pasien harus segera dibawa ke UGD untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
  5. Lanjutkan dengan perawatan medis di rumah sakit
    Setelah tiba di rumah sakit, pasien akan menerima bantuan hidup lanjutan dan perawatan intensif sesuai kondisi jantungnya.

Dengan memahami dan menguasai langkah-langkah di atas, harapannya semakin banyak pasien serangan jantung yang bisa diselamatkan dan ditangani lebih cepat.

Penting untuk selalu menjaga pola hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala di fasilitas kesehatan terdekat. Deteksi dini terhadap penyakit, termasuk jantung, dapat mencegah kondisi memburuk dan mempermudah penanganan medis.

Jika Anda mengalami gangguan kesehatan dan membutuhkan pengobatan segera, Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier untuk mendapatkan pengobatan dan penanganan yang Anda butuhkan.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa hubungi kami di:

0315921101
085233664118
Atau Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier di Jl. Raya Dharma Husada Indah No.26, Mojo, Kec. Gubeng, Kota SBY, Jawa Timur 60285

 

Sumber : Kemkes


Mengenal-Erosi-Gigi-Penyebab-Gejala-dan-Cara-Mengatasinya.png
admin ku
04/Jul/2025

Selain gigi berlubang, ada satu masalah kesehatan gigi lain yang juga patut diwaspadai, yaitu erosi gigi. Masalah ini bisa menyebabkan nyeri dan sensitivitas berlebih pada gigi, serta memengaruhi kualitas hidup seseorang.

 

Pengertian Erosi Gigi

Erosi gigi atau dental erosion merupakan kondisi saat lapisan terluar gigi yang disebut enamel mengalami pengikisan. Proses ini terjadi akibat paparan zat asam yang berasal dari makanan, minuman, maupun asam lambung yang naik ke mulut.

Enamel berfungsi sebagai pelindung keras bagi lapisan dalam gigi yang disebut dentin. Ketika enamel terkikis dan dentin terbuka, gigi menjadi lebih sensitif dan rentan terhadap rasa sakit.

Pada sebagian besar kasus, erosi gigi tidak memerlukan perawatan medis yang kompleks. Namun, bila muncul keluhan seperti nyeri atau sensitivitas berlebih, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

 

Gejala dan Tanda Erosi Gigi

Tanda paling umum dari erosi gigi adalah perubahan pada tampilan permukaan gigi. Gigi mungkin tampak lebih halus, mengilap, atau berbeda dari bentuk semula. Selain itu, gejala lain yang bisa menyertai antara lain:

  • Warna gigi berubah menjadi lebih kuning akibat tereksposnya lapisan dentin.
  • Tepi gigi menjadi lebih tajam, keras, dan memiliki bentuk yang tidak teratur.
  • Timbul rasa nyeri atau ngilu ketika mengonsumsi makanan atau minuman yang manis, panas, atau dingin.

Meski begitu, gejala tersebut tidak selalu berarti Anda mengalami erosi gigi. Pemeriksaan langsung oleh dokter gigi tetap diperlukan untuk memastikan diagnosis yang akurat.

 

Penyebab Erosi Gigi

Penyebab utama erosi gigi adalah paparan asam yang terus-menerus di dalam mulut. Asam ini bisa berasal dari berbagai sumber, seperti:

  • Makanan dan minuman asam, contohnya soda, jus buah, minuman berenergi, dan cuka.
  • Kebiasaan mengemut makanan asam dalam waktu lama.
  • Gangguan kesehatan seperti penyakit refluks asam lambung (GERD), yang menyebabkan cairan lambung naik ke mulut dan merusak enamel.

Secara alami, kelenjar ludah berperan penting dalam menjaga keseimbangan pH di dalam mulut dengan memproduksi air liur yang bersifat basa. Namun, bila asupan asam terlalu sering dan dalam jumlah berlebih, air liur tidak mampu lagi menetralkan seluruhnya, sehingga enamel akan terkikis seiring waktu.

Penanganan dan Pencegahan

Meski erosi gigi bisa menjadi masalah serius jika dibiarkan, kondisi ini sebenarnya bisa dicegah dan dikendalikan dengan beberapa langkah sederhana, seperti:

  • Mengurangi konsumsi makanan dan minuman asam.
  • Tidak langsung menggosok gigi setelah mengonsumsi makanan atau minuman asam, karena enamel dalam keadaan lemah dan mudah terkikis.
  • Menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi dua kali sehari menggunakan pasta gigi berfluoride.
  • Menggunakan sedotan saat minum minuman asam agar cairan tidak langsung bersentuhan dengan gigi.
  • Memeriksakan kesehatan gigi secara rutin ke dokter gigi.

Dengan mengenali penyebab dan gejalanya sejak dini, Anda dapat mengambil langkah yang tepat untuk menjaga enamel tetap kuat dan mencegah komplikasi lanjutan yang merugikan

Jika Anda mengalami gangguan kesehatan dan membutuhkan pengobatan segera, Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier untuk mendapatkan pengobatan dan penanganan yang Anda butuhkan.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa hubungi kami di:

0315921101
085233664118
Atau Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier di Jl. Raya Dharma Husada Indah No.26, Mojo, Kec. Gubeng, Kota SBY, Jawa Timur 60285

 




Klinik Utama Dharmahusada Premier merupakan klinik Utama yang berlokasi di area Dharmahusada. Dengan seluruh tenaga medis profesional, Klinik Utama Dharmahusada Premier menghadirkan pelayanan komprehensif yang meliputi perawatan promotif, preventif, dan kuratif. Segala tindakan medis ditangani oleh tenaga medis ahli dan berpengalaman, serta menggunakan teknologi yang modern.



Social Media


Facebook

www.facebook.com/dhpclinic


Twitter

@dhpcclinic


Instagram

@dhpclinic



Hubungi Kami


Whatsapp

085233664118


Telepon

(031)5921101


Email

klinik.dharmahusadapremier@gmail.com


Copyright by Markbro 2024. All rights reserved.