Prosedur tes MMPI umumnya dilakukan untuk menguji orang-orang yang diduga memiliki gangguan jiwa atau gangguan klinis lainnya. Namun, tes MMPI juga digunakan di bidang lain selain bidang psikologi klinis seperti kasus kriminal, skrining pekerjaan, dan evaluasi efektivitas program terapi.
Apa yang harus dipersiapkan sebelum menjalani prosedur tes MMPI?
Anda tidak perlu melakukan persiapan khusus sebelum menjalani tes MMPI. Anda hanya akan diminta untuk menjawab pertanyaan dengan jujur.
Meski begitu, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan diri agar lebih siap menjalani tes MMPI, seperti yang dilansir dari Kementerian Kesehatan RI berikut ini:
Tipe-tipe tes MMPI
Sejak pertama kali dikeluarkan, tes MMPI telah melaluli beberapa kali modifikasi. Berikut ini tipe-tipe tes MMPI yang ada:
1. Tes MMPI-2
Tes MMPI-2 adalah jenis yang paling umum dipakai. Tipe ini pernah melalui beberapa kali revisi, yaitu pada tahun 1989, 2001, dan 2009. Tes MMPI-2 versi tahun 2009 adalah yang sampai sekarang masih dipakai untuk menilai status mental.
2. Tes MMPI-2-RF
Tes ini pertama kali terbit pada tahun 2008 dan dikenal sebagai Minnesota Multiphasic Personality Inventory-2-Restructured Form (MMPI-2-RF). Tes MMPI jenis ini dipakai sebagai alternatif MMPI-2.
3. MMPI-A
Tes MMPI-A terbit pertama kali pada tahun 1992 dan digunakan untuk anak menguji anak usia 14-18 tahun. Tes ini berisi 478 pertanyaan dan butuh sekitar satu jam untuk diselesaikan.
4. MMPI-A-RF
Minnesota Multiphasic Personality Inventory-Adolescent-Restructured Form (MMPI-A-RF) merupakan versi alternatif dari tes MMPI-A dan pertama kali digunakan pada tahun 2016. Tes MMPI jenis ini berisi 241 pertanyaan dan bisa diselesaikan dalam waktu sekitar 25 sampai 45 menit.
5. MMPI-3
Versi terbaru tes MMPI adalah MMPI-3 yang diterbitkan tahun 2020. Versi ini tersedia dalam format Inggris, Perancis, Spanyol, dan Kanada.
Apa yang akan dilakukan tim medis pada prosedur tes MMPI?
Anda akan diminta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan pada tes MMPI. Setelah Anda mengisi jawaban tersebut, hasil tes akan diinterpretasi oleh psikolog klinis atau psikiater yang akan menuliskan hasil tes MMPI ke dalam laporan.
Prosedur tes ini berlangsung selama 30-90 menit, bergantung dari tes MMPI yang Anda jalani. Tes ini dapat dilakukan secara individu maupun berkelompok, dan dapat dikerjakan dengan menggunakan komputer.
Hasil apa yang didapatkan dari tes MMPI?
Setiap jenis Tes MMPI memiliki parameter penilaian yang berbeda. Namun parameter yang paling banyak dipakai adalah parameter klinik tes MMPI-2 yang berisi 10 skala penilaian.
Setiap parameternya dapat memberikan gambaran klinis mengenai kondisi psikologis seseorang. Secara umum, semakin tinggi skor yang didapatkan maka menunjukkan bahwa semakin kuat indikasi orang tersebut mengalami gangguan kejiwaan.
Berikut ini 10 parameter klinis yang dipakai pada tes MMPI-2:
1. Parameter 1 – Hipokondriasis
Parameter ini berisi 32 pertanyaan dan dirancang untuk mengukur seberapa jauh kepedulian Anda terhadap kondisi kesehatan diri sendiri.
Jika mendapatkan nilai tinggi di parameter ini, maka artinya Anda memiliki rasa peduli yang berlebihan terhadap kesehatan diri sendiri hingga mengganggu cara Anda berinteraksi dengan orang lain.
Dengan kata lain, semakin tinggi nilai Anda di parameter ini maka semakin tinggi juga potensi mengalami kondisi psikosomatis.
2. Parameter 2 – Depresi
Parameter 2 bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kepuasan hidup Anda. Orang yang memiliki nilai tinggi pada parameter ini akan terlihat memiliki tingkat depresi dengan karakteristik moral yang buruk, memiliki harapan rendah terhadap masa depan, dan ketidakpuasan terhadap hidup
3. Parameter 3 – Histeria
Parameter Histeria pada tes MMPI-2 bertujuan untuk mengidentifikasi kepribadian histeria atau gangguan psikis akibat tekanan stres yang berat Terdapat lima aspek yang dinilai yaitu rasa malu, sinisme, neurotisme, kesehatan fisik yang buruk, dan sakit kepala.
4. Parameter 4 – Deviasi psikopat
Parameter ini digunakan untuk mengidentifikasi individu psikopat yang diukur dari deviasi sosial, kurangnya penerimaan, dan tindakan amoral
5. Parameter 5 – Maskulinitas-Feminitas
Parameter ini tadinya digunakan untuk mengevaluasi kecenderungan homoseksual. Skalanya akan melihat hal-hal seperti sensitivitas pribadi, minat, hobi, dan preferensi estetika
Namun kini, ada yang menggunakan parameter ini untuk mengidentifikasi kecenderungan gender.
6. Parameter 6 – Paranoia
Parameter Paranoia bertujuan untuk mengidentifikasi individu dengan gejala paranoid seperti mudah curiga, merasa menjadi korban, sensitif, dan perilaku yang kaku
7. Parameter 7 – Psychastenia
Parameter ini dipakai untuk merefleksikan kecemasan, depresi, dan gangguan obsesif kompulsif
8. Parameter 8 – Skizofrenia
Parameter kedelapan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi Skizofrenia. Hasil pemeriksaan akan menunjukkan seberapa jauh gejala skizofrenia dirasakan dan seberapa parah kondisi ini membuat Anda terpisah dari kenyataan.
9. Parameter 9 – Hipomania
Parameter ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik seseorang hipomania, ditandai dengan perubahan perilaku, halusinasi, delusi, berbicara cepat, iritabilitas, flight of ideas, dan depresi
10. Parameter 0 – Introversi
Parameter introversi bertujuan untuk menilai tendensi untuk menarik diri dari hubungan sosial. Pada parameter ini akan diukur seberapa kompetitif kah Anda, kepatuhan, kekauan sikap, dan ketergantungan terhadap orang lain.
Hasil interpretasi MMPI-2 akan dievaluasi berdasarkan tiap parameter dan dilaporkan dalam bentuk skor-T yang memiliki skala 30-120. Skala normal skor-T berada di antara 50-65. Bila skor-T berada di luar rentang tersebut, maka psikiater dan psikolog klinis akan menginterpretasikan hasil-hasil skor abnormal itu.
Terdapat banyak anggapan tentang kegunaan hipnoterapi, tetapi di dunia medis, hipnoterapi dapat dijadikan sebagai terapi alternatif atau tambahan untuk mengatasi keluhan atau masalah kesehatan tertentu.
Hipnoterapi bisa membantu Anda untuk lebih rileks, mengurangi stres dan kecemasan, serta membantu meredakan nyeri.
Manfaat Hipnoterapi
Hipnoterapi dapat membantu Anda mengubah sikap, persepsi, dan perilaku terhadap sesuatu. Metode ini kerap dipakai untuk mengatasi kondisi, seperti:
Cara Kerja Hipnoterapi
Hipnoterapi dianggap menjadi bagian dari psikoterapi karena seorang hipnoterapis akan mengeksplorasi pikiran, perasaan, atau ingatan menyakitkan yang Anda alami tetapi tersembunyi di dalam alam bawah sadar.
Anda yang menjalani sesi hipnoterapi akan dibuat rileks dan fokus sehingga terdorong untuk menceritakan ketakutan, rasa sakit, atau trauma yang dialami termasuk kapan pertama kali hal tersebut muncul.
Hipnoterapis kemudian akan memberikan sugesti tertentu kepada Anda yang tujuannya adalah untuk merubah perilaku, kebiasaan, hingga persepsi tertentu ketika menghadapi permasalahan yang mengganggu Anda kala itu.
Misalnya, Anda menderita fobia terhadap sesuatu, maka hipnoterapis akan memberikan sugesti dan Anda akan diminta untuk mengikuti sugesti tersebut.
Anda akan “diajari” cara menghadapi hal yang ditakutkan, dikhawatirkan, atau dirasakan sehingga rasa tersebut dapat berkurang bahkan sirna. Setelah sugesti masuk, hipnoterapis akan mengembalikan Anda ke alam sadar.
Mempertimbangkan Risiko Hipnoterapi
Hipnoterapi tidak bisa dilakukan secara sembarangan karena bisa menimbulkan risiko berupa:
Oleh karena itu, pada beberapa kondisi, hipnoterapi mungkin tidak direkomendasikan. Contohnya adalah pada pasien dengan gejala psikotik, seperti halusinasi dan delusi, atau pasien kecanduan alkohol atau narkoba.
Efektivitas hipnoterapi atau terapi hipnosis belum terbukti sepenuhnya dan tidak semua orang cocok untuk menjalaninya. Anda harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menjalani hipnoterapi agar manfaat yang diperoleh lebih besar dibandingkan risikonya.
Jika dokter menyarankan Anda untuk menjalani hipnoterapi, pastikan bahwa Anda ditangani oleh hipnoterapis terlatih, berpengalaman, dan tersertifikasi, sehingga permasalahan yang Anda hadapi dapat teratasi.
Pola pikir seseorang terhadap sesuatu dapat memengaruhi emosi dan perilakunya. Sebagai contoh, seseorang yang pernikahannya berakhir dengan perceraian akan berpikir bahwa dirinya bukan pasangan yang baik, dan tidak pantas menjalani suatu hubungan. Pola pikir tersebut akan membuatnya putus asa, kemudian memicunya menjauhkan diri dari lingkup sosial. Bila kondisi tersebut dibiarkan, dia akan terjebak pada siklus pola pikir, emosi dan perilaku yang negatif.
Pada terapi perilaku kognitif, pasien yang mengalami kondisi seperti di atas akan belajar cara berpikir positif, sehingga akan menghasilkan emosi dan perilaku positif pula.
Terapi perilaku kognitif dapat dilakukan dalam sesi personal, baik bertemu langsung atau melalui telepon dan panggilan video. Terapi juga bisa dilakukan secara berkelompok, baik bersama anggota keluarga, maupun dengan orang yang memiliki masalah serupa. Pada beberapa kondisi, terapi dapat dilakukan secara online melalui komputer.
Indikasi Terapi Perilaku Kognitif
Terapi perilaku kognitif dapat diterapkan pada pasien dari segala usia, yang mengalami kondisi berikut ini:
Peringatan Terapi Perilaku Kognitif
Terapi perilaku kognitif akan menggali perasaan, pengalaman, dan emosi yang tidak menyenangkan. Oleh karena itu, pasien mungkin menangis atau marah selama terapi berlangsung.
Terapi perilaku kognitif dengan teknik tertentu, akan mengharuskan pasien memasuki situasi dan kondisi yang normalnya dia hindari. Sebagai contoh, pasien yang takut ular akan diberi motivasi agar berani memegang ular. Sedangkan pasien dengan gangguan kecemasan akan didorong untuk berbicara di depan publik.
Pasien akan diminta untuk berpartisipasi selama dan di luar sesi terapi. Misalnya dengan membuat catatan tentang pola pikir, emosi dan perilaku positif yang harus dilakukan. Kerjasama antara pasien dan terapis sangat penting, agar mendapatkan hasil terapi yang memuaskan.
Persiapan Terapi Perilaku Kognitif
Jangan ragu untuk menanyakan beberapa hal pada terapis, dalam hal ini bisa psikiater atau psikolog, antara lain terkait metode pendekatannya, tujuan yang ingin dicapai melalui terapi, durasi pada tiap sesi terapi, dan berapa banyak sesi yang harus diikuti. Di samping itu, ketahui terlebih dulu biaya konsultasi untuk terapi perilaku kognitif.
Terapi perilaku kognitif umumnya merupakan terapi jangka pendek, yaitu hanya sekitar 10 sampai 20 sesi. Sebelum memulai terapi, diskusikan dengan terapis terkait jumlah sesi yang dibutuhkan. Pada umumnya, jumlah sesi terapi tergantung kepada beberapa faktor seperti:
Proses Terapi Perilaku Kognitif
Terapi perilaku kognitif umumnya berlangsung selama 30-60 menit dalam tiap sesinya. Pada beberapa sesi pertama, terapis dan pasien akan sama-sama memastikan bahwa terapi perilaku kognitif adalah terapi yang tepat untuk mengatasi masalah yang dialami pasien. Terapis juga akan memastikan bahwa pasien merasa nyaman selama terapi berlangsung.
Selanjutnya, terapis akan bertanya mengenai latar belakang dan masa lalu pasien. Hal ini penting, karena meskipun terapi lebih berfokus pada situasi saat ini, namun masalah yang dialami pasien juga bisa terkait dengan masa lalu. Terapis juga akan menanyakan sejumlah faktor yang mungkin terkait dengan masalah pasien, termasuk riwayat medis, peristiwa tertentu (misalnya pernah bercerai), gejala gangguan jiwa, hingga tujuan yang ingin dicapai melalui terapi.
Bila masalah dan pemicunya telah teridentifikasi, pasien akan diminta mengungkapkan pemikiran dan perasaannya terkait masalah yang dihadapi. Dalam proses ini, pasien akan diminta membuat catatan, untuk membantu memahami respons negatifnya saat menghadapi masalah, baik dalam pola pikir, perasaan, maupun perbuatan. Kemudian, terapis akan mendiskusikan dengan pasien dampak respons negatif tersebut pada diri sendiri dan lingkungannya, serta bagaimana cara mengubah respons negatif tersebut menjadi positif.
Sebagai contoh, pasien dengan gangguan kecemasan cenderung menghindari situasi yang memicu munculnya perasaan cemas atau gelisah. Dalam sesi terapi, pasien akan belajar memahami bahwa menghindari situasi tersebut malah akan meningkatkan rasa takut. Untuk mengubahnya, pasien akan dilatih untuk menghadapi rasa takut secara bertahap, sehingga muncul kepercayaan dirinya saat mengalami situasi yang memicu kecemasan.
Setelah pasien memahami masalah dan respons negatif yang harus diubah, terapis akan menyarankan pasien untuk mulai berlatih merespons sesuatu dengan positif dalam aktivitas kesehariannya. Misalnya dengan menegur diri sendiri bila muncul pikiran negatif, dan menggantinya dengan pikiran positif. Bisa juga dengan segera menyadari bahwa tindakan yang akan dilakukan dapat memicu respons negatif, lalu menggantinya dengan tindakan lain.
Proses latihan di atas dilakukan di antara sesi terapi, dan akan didiskusikan pada sesi terapi berikutnya. Bila diperlukan, terapis akan memberikan pasien contoh latihan untuk dipraktekkan di antara sesi. Namun demikian, terapis hanya akan menyarankan bentuk latihan yang membuat pasien nyaman.
Setelah Terapi Perilaku Kognitif
Meskipun seluruh sesi terapi telah dilewati, namun semua hal positif yang didapatkan dari terapi harus tetap dilakukan. Hal ini penting, untuk mencegah gangguan kembali terjadi, terutama gangguan kecemasan dan depresi.
Jangan mengharapkan hasil yang cepat, karena penanganan gangguan kejiwaan bukan merupakan hal yang mudah. Adalah suatu hal yang wajar bila pasien merasa tidak nyaman pada beberapa sesi terapi pertama. Butuh beberapa sesi terapi sampai pasien merasakan perkembangan di dirinya.
Bicarakan pada terapis bila Anda merasa tidak ada perkembangan setelah menjalani beberapa sesi terapi. Anda dan terapis dapat mendiskusikan terapi dengan pendekatan lain.
Klinik Utama Dharmahusada Premier merupakan klinik Utama yang berlokasi di area Dharmahusada. Dengan seluruh tenaga medis profesional, Klinik Utama Dharmahusada Premier menghadirkan pelayanan komprehensif yang meliputi perawatan promotif, preventif, dan kuratif. Segala tindakan medis ditangani oleh tenaga medis ahli dan berpengalaman, serta menggunakan teknologi yang modern.
www.facebook.com/dhpclinic
@dhpcclinic
@dhpclinic