Waspadai Saraf Kejepit: Gejala yang Sering Diabaikan dan Cara Mengatasinya

Saraf kejepit merupakan kondisi medis yang terjadi ketika saraf mengalami tekanan berlebih dari jaringan di sekitarnya, seperti tulang, otot, atau tulang rawan. Tekanan tersebut dapat menyebabkan kerusakan saraf dengan gejala utama berupa nyeri tajam, kesemutan, hingga mati rasa, terutama saat melakukan aktivitas fisik.
Rasa nyeri akibat saraf kejepit tidak hanya terbatas pada satu area saja, tetapi dapat menjalar ke bagian tubuh lainnya. Contohnya adalah pada penderita hernia diskus, ketika bantalan tulang belakang menekan saraf, rasa nyeri bisa merambat hingga ke lengan atau kaki. Hal ini sangat mengganggu kualitas hidup dan produktivitas seseorang.
Apa Saja Penyebab Saraf Kejepit?
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penyebab utama saraf kejepit berkaitan dengan kebiasaan tubuh yang memberi tekanan berlebih pada saraf. Contohnya termasuk terlalu lama menyilangkan kaki atau memberi tumpuan pada siku saat duduk. Selain itu, beberapa kondisi medis juga bisa menjadi pemicu, seperti:
- Hernia diskus, yakni bergesernya bantalan tulang belakang yang menekan saraf di sekitarnya
- Radang sendi atau rheumatoid arthritis
- Stenosis spinal, yaitu penyempitan abnormal pada tulang belakang
- Carpal tunnel syndrome, kondisi di mana saraf di pergelangan tangan tertekan
- Cedera akibat aktivitas fisik berlebihan atau olahraga
- Obesitas, yang menyebabkan tekanan ekstra pada saraf tubuh
Jika tekanan ini terjadi secara terus-menerus tanpa penanganan, kerusakan saraf bisa menjadi permanen dan menyulitkan pergerakan bahkan dalam aktivitas sederhana.
Gejala Saraf Kejepit yang Perlu Diwaspadai
Berikut beberapa gejala umum dari saraf kejepit yang bisa muncul secara perlahan namun mengganggu secara signifikan:
- Nyeri pada kaki disertai sensasi terbakar
Tekanan saraf pada punggung bagian bawah dapat menyebabkan nyeri yang menjalar ke seluruh kaki dengan rasa panas seperti terbakar.
- Nyeri menjalar dari leher ke tangan
Tekanan pada tulang belakang leher bisa menyebabkan rasa nyeri yang meluas hingga ke bahu, lengan, dan pergelangan tangan.
- Kaki terasa lemah
Saraf yang terjepit di bagian kaki akan mengganggu sinyal ke otak untuk menggerakkan otot, sehingga lama-kelamaan kekuatan kaki bisa menurun drastis.
- Cengkeraman melemah
Ketika saraf leher terganggu, kemampuan otak untuk mengoordinasikan otot tangan juga menurun. Akibatnya, kekuatan cengkeraman bisa melemah, bahkan untuk tugas ringan seperti menulis atau memegang benda kecil.
- Kebas atau mati rasa
Tekanan pada saraf tertentu dapat menghambat sinyal rasa, membuat bagian tubuh terasa mati rasa atau tidak sensitif terhadap sentuhan dan nyeri.
- Nyeri seperti tertusuk jarum
Beberapa penderita mengalami sensasi seperti tertusuk jarum atau terbakar, yang dalam dunia medis dikenal sebagai parasthesia. Ini bisa menjadi tanda adanya gangguan komunikasi antara saraf dan otak, terutama pada kasus carpal tunnel syndrome.
- Kesulitan menahan buang air kecil
Jika tekanan terjadi di saraf punggung bawah, fungsi kontrol terhadap kandung kemih dan usus bisa terganggu, menyebabkan dorongan untuk buang air kecil atau besar menjadi tak tertahankan.
- Rasa sakit yang berubah-ubah tergantung posisi tubuh
Rasa nyeri akibat saraf kejepit dapat berkurang dalam posisi tertentu dan meningkat dalam posisi lain. Misalnya, posisi berbaring miring bisa memperparah nyeri dibandingkan dengan berbaring lurus atau mencondongkan tubuh ke depan.
Penanganan Saraf Kejepit yang Dapat Dilakukan
Saraf kejepit bisa diatasi dengan berbagai cara tergantung pada tingkat keparahan gejala. Beberapa metode pengobatan yang umum dilakukan antara lain:
- Terapi fisik untuk memperkuat otot dan meredakan tekanan pada saraf
- Mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen atau naproxen (sesuai resep dokter)
- Mengompres area nyeri dengan air panas atau dingin untuk mengurangi pembengkakan
- Memberikan waktu istirahat yang cukup untuk memulihkan otot dan saraf
- Menjalani fisioterapi sesuai anjuran profesional medis
- Tindakan operasi, apabila terapi konservatif tidak berhasil atau gejala sudah sangat parah
Jangan Abaikan Rasa Nyeri yang Berulang
Saraf kejepit sering kali disalahartikan sebagai nyeri otot biasa. Padahal, jika gejala dibiarkan tanpa penanganan, saraf yang tertekan bisa mengalami kerusakan jangka panjang. Jika Anda merasakan gejala-gejala seperti di atas, segera konsultasikan kondisi Anda ke dokter spesialis saraf untuk pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.
Menunda pengobatan hanya akan memperburuk kondisi dan memperpanjang proses pemulihan. Maka dari itu, kenali gejalanya sejak dini dan lakukan penanganan secara proaktif demi menjaga kualitas hidup Anda.
Jika Anda mengalami gangguan kesehatan dan membutuhkan pengobatan segera, Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier untuk mendapatkan pengobatan dan penanganan yang Anda butuhkan.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa hubungi kami di:
0315921101
085233664118
Atau Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier di Jl. Raya Dharma Husada Indah No.26, Mojo, Kec. Gubeng, Kota SBY, Jawa Timur 60285