Depresi Bisa Merusak Otak? Begini Penjelasannya!
Depresi tidak hanya berdampak negatif pada kesehatan mental dan psikologis penderitanya, tetapi juga dapat merusak otak mereka. Menurut sejumlah penelitian, individu yang mengalami depresi memiliki kemungkinan lebih besar mengalami kerusakan otak dan gangguan fungsi otak sebelum waktunya.
Depresi adalah gangguan suasana hati atau mood yang menyebabkan seseorang berpikir dan berperilaku menjadi lebih murung, tidak semangat menjalani hidup, dan bahkan muncul gagasan atau upaya untuk bunuh diri atau mengakhiri hidup.
Depresi berbeda dengan rasa sedih atau duka biasa yang hilang sendiri. Depresi, masalah kejiwaan yang serius, dapat mengganggu fungsi otak dan merusak jaringannya jika tidak ditangani dengan benar.
Beragam Penyebab Depresi yang Merusak Otak
Depresi bisa dialami oleh siapa saja, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa. Ada banyak faktor yang dapat menjadi penyebab munculnya depresi, seperti:
- Mengalami peristiwa traumatis dalam hidup, seperti perceraian atau kematian anggota keluarga atau pasangan.
- Menjadi korban kekerasan, baik kekerasan fisik, seksual, atau pelecehan.
- Ketergantungan pada obat-obatan dan alcohol.
- Memiliki riwayat gangguan mental lain, seperti gangguan bipolar, gangguan kepribadian, dan gangguan kecemasan.
- Mengalami gangguan fungsi otak, seperti demensia atau stroke.
- Memiliki genetic.
Beberapa hal di atas dapat menyebabkan depresi karena pengaruhnya dalam merusak kinerja otak.
Ini Dampak Depresi pada Otak
Depresi yang tidak diobati dengan tepat dapat menimbulkan berbagai kerusakan pada otak, seperti:
Menyusutnya ukuran otak
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa depresi bisa membuat ukuran otak pada area tertentu menyusut. Penyusutan ini tergantung pada seberapa lama depresi itu terjadi dan tingkat keparahan depresi yang dialami. Bagian otak yang dapat menyusut adalah:
Hipokampus
Hipokampus bertanggung jawab untuk menyimpan ingatan dan mengontrol produksi hormon kortisol, yang merupakan hormon stres yang diproduksi lebih banyak ketika tubuh mengalami stres fisik atau emosional. Hormon kortisol biasanya meningkat di pagi hari dan menurun di malam hari. Namun, pada orang yang terkena depresi, tingkatnya terus meningkat baik di pagi hari maupun di malam hari.
Thalamus
Bagian ini terletak di atas batang otak, dan Thalamus memproses dan menyampaikan informasi ke saraf tubuh dan otak, yang mengatur sensasi dan gerakan.
Amigdala
Bagian ini berfungsi untuk mengontrol emosi, seperti senang dan takut. Amigdala juga bertanggung jawab untuk menentukan memori apa yang akan disimpan, serta di mana memori tersebut disimpan.
Otak depan
Ini adalah bagian depan otak yang bertanggung jawab atas fungsi kognitif seperti memori, bahasa, proses pikir, pemecahan masalah, ekspresi emosional, dan libido atau hasrat seksual. Selain itu, bagian otak ini bertanggung jawab untuk membentuk ingatan. Depresi diduga berdampak pada bagian otak lainnya selain bagian yang disebutkan di atas.
Terbatasnya pasokan oksigen ke otak
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa depresi terkait dengan hipoksia, kurangnya oksigen dalam tubuh atau kerusakan sel dan jaringan tubuh. Seiring berjalannya waktu, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan jumlah oksigen di organ tubuh, termasuk di otak. Peradangan di otak dan gangguan aliran darah yang disebabkan oleh depresi diduga bertanggung jawab atas penurunan jumlah oksigen di otak penderita depresi.
Peradangan pada otak
Selain itu, depresi menyebabkan peradangan otak, yang dapat menghambat aliran darah, merusak sel-sel otak, dan menurunkan kinerja dan fungsi otak.
Penuaan dini pada otak
Depresi jangka panjang tidak hanya dapat menyebabkan peradangan di otak, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak, menghalangi otak untuk memperbaiki sel dan jaringan yang rusak. Akibatnya, otak lebih cepat menua. Oleh karena itu, depresi dapat meningkatkan risiko demensia atau pikun jika dibiarkan terus-menerus. Penderita depresi harus segera diperiksa dan diobati oleh ahli kejiwaan atau psikiater karena dapat menyebabkan kerusakan dan gangguan fungsi otak yang serius.
Efek depresi terhadap kerusakan otak dapat dicegah jika ditangani sejak awal. Namun, kerusakan otak akibat depresi cenderung lebih sulit untuk diobati jika menjadi kronis dan dibiarkan berlarut-larut tanpa pengobatan.
Kesimpulan
Gangguan depresi adalah gangguan serius yang tidak hanya memengaruhi kesehatan mental tetapi juga merusak otak. Gangguan ini dapat menyebabkan perubahan struktur otak seperti penurunan ukuran hipokampus, thalamus, amigdala, dan otak depan, serta menyebabkan hipoksia, peradangan, dan penuaan dini pada otak.
Depresi dapat berdampak negatif pada fungsi otak karena berbagai penyebab, seperti trauma, kekerasan, ketergantungan pada alkohol atau obat-obatan, dan riwayat gangguan mental lainnya. Jika tidak ditangani segera, depresi dapat meningkatkan risiko demensia atau pikun karena kerusakan jaringan otak yang lebih lanjut. Pentingnya Penanganan Dini: Penanganan dini oleh profesional medis, seperti psikiater, sangat penting untuk mencegah efek negatif depresi pada otak. Tindakan medis yang tepat dapat mencegah kerusakan otak lebih lanjut dan memperbaiki fungsi otak yang terganggu.
Jika Anda mengalami gangguan kesehatan dan membutuhkan pengobatan segera, Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier untuk mendapatkan pengobatan dan penanganan yang Anda butuhkan.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa hubungi kami di:
- 0315921101
- 085233664118
Atau Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier di Jl. Raya Dharma Husada Indah No.26, Mojo, Kec. Gubeng, Kota SBY, Jawa Timur 60285