Memahami Diagnosis PTSD: Panduan Menyeluruh dari Gejala hingga Kriteria Diagnostik

Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) adalah gangguan kesehatan mental yang dapat berkembang setelah seseorang mengalami atau menyaksikan kejadian traumatis yang mengancam nyawa atau sangat mengejutkan. Diagnosis PTSD ditegakkan apabila gejala muncul dalam waktu enam bulan sejak paparan trauma, dan berlangsung selama lebih dari satu bulan. Gejala ini dapat berupa kecemasan, depresi, reaksi simpatis berlebihan, dan gangguan emosional lainnya yang menetap hingga enam bulan atau lebih.
Anamnesis: Fokus pada Gejala, Bukan Detil Trauma
Proses anamnesis untuk PTSD menitikberatkan pada pengalaman pasien pasca-trauma dan gejala-gejala yang muncul, bukan pada detail peristiwa traumanya. Mengorek kembali kejadian secara rinci dapat memperburuk kondisi pasien. Oleh karena itu, tenaga medis lebih disarankan untuk mengeksplorasi dampak gejala yang dialami pasien, termasuk melalui wawancara dengan anggota keluarga guna mengungkap hubungan antara peristiwa traumatis dan gejala yang muncul.
Gejala yang perlu digali meliputi pengalaman intrusif seperti flashback atau mimpi buruk, perilaku menghindar terhadap hal-hal yang mengingatkan pada trauma, serta peningkatan kewaspadaan, termasuk mudah terkejut. Selain itu, pasien mungkin menunjukkan emosi negatif, gangguan tidur, kesulitan konsentrasi, sifat mudah tersinggung, dan peningkatan reaktivitas. Karena PTSD sering disertai dengan gangguan lain, penting juga untuk mengevaluasi adanya depresi, kecemasan, penyalahgunaan zat, atau pemikiran bunuh diri.
Pemeriksaan Fisik: Tanda-Tanda Reaksi Tubuh terhadap Trauma
Gejala fisik PTSD umumnya muncul saat pasien menceritakan ulang peristiwa traumatik. Tanda-tanda simpatis seperti jantung berdebar, denyut nadi meningkat, tekanan darah tinggi, tremor, keringat berlebih, dan agitasi bisa terlihat. Pada korban kekerasan atau cedera, mungkin ditemukan luka, memar, atau bahkan amputasi. Jika sistem saraf terlibat, pemeriksaan neurologis lebih lanjut diperlukan untuk menilai saraf kranial, motorik, sensorik, dan otonom.
Diagnosis Banding: Membedakan PTSD dari Gangguan Lain
Beberapa gangguan lain dapat menyerupai PTSD, terutama acute stress disorder dan depresi. Acute stress disorder memiliki gejala yang mirip, namun hanya berlangsung kurang dari satu bulan. PTSD membutuhkan gejala yang muncul dalam waktu maksimal enam bulan pasca trauma dan berlangsung minimal satu bulan.
Pada depresi, gejala seperti perasaan sedih dan kehilangan minat bisa muncul tanpa keterkaitan langsung dengan trauma. Namun, dalam kasus PTSD, gejala selalu berakar dari pengalaman traumatis dan biasanya disertai dengan flashback atau ingatan intrusif lainnya.
Pemeriksaan Penunjang: Mengeliminasi Penyebab Organik
Tidak ada tes laboratorium atau pemeriksaan radiologi khusus yang dapat memastikan diagnosis PTSD. Namun, pemeriksaan seperti CT scan kepala atau MRI otak dapat dilakukan bila terdapat kemungkinan cedera kepala atau gangguan organik lain yang menyertai.
Kriteria Diagnosis Menurut ICD X
Menurut International Classification of Diseases (ICD X), PTSD didefinisikan sebagai respons terhadap situasi yang sangat menakutkan atau mengancam nyawa. Gejala yang sering dijumpai mencakup mimpi buruk dan ingatan mengganggu yang berulang, flashback, mati rasa emosional, kesulitan berinteraksi sosial, serta gangguan tidur dan kewaspadaan yang berlebihan.
Diagnosis ditegakkan bila gejala muncul dalam enam bulan setelah kejadian traumatis. Namun, apabila gejala sangat khas dan tidak dapat dijelaskan oleh gangguan lain, diagnosis tetap dapat ditegakkan meskipun onset-nya melewati enam bulan. Gejala utama yang menunjang diagnosis adalah kemunculan kembali ingatan traumatis (flashback), distorsi afeksi, serta reaksi fisiologis yang berlebihan.
Kriteria Diagnosis DSM V untuk Dewasa dan Anak Usia di Atas 6 Tahun
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi ke-5 (DSM V) menyebutkan bahwa diagnosis PTSD pada dewasa, remaja, dan anak di atas enam tahun meliputi beberapa komponen berikut:
- Paparan terhadap Peristiwa Traumatis
Pasien mengalami langsung, menyaksikan, atau mengetahui peristiwa traumatis menimpa orang terdekatnya. Dalam beberapa kasus, paparan dapat terjadi secara tidak langsung, seperti melalui pekerjaan yang mengharuskan mengakses detail mengganggu dari kejadian tersebut.
- Gejala Intrusif
Gejala ini mencakup ingatan atau mimpi berulang yang tidak bisa dikendalikan, flashback, dan reaksi emosional atau fisiologis berat saat terpapar pemicu yang menyerupai trauma.
- Perilaku Menghindar
Pasien menunjukkan usaha menghindari pemikiran, perasaan, atau hal-hal eksternal seperti tempat dan aktivitas yang mengingatkan mereka pada kejadian traumatis.
- Perubahan Kognitif dan Emosional Negatif
Termasuk di dalamnya adalah amnesia disosiatif, pandangan negatif tentang diri atau dunia, rasa bersalah atau malu berlebihan, perasaan terasing dari lingkungan sosial, dan hilangnya kemampuan merasakan emosi positif.
- Perubahan Kewaspadaan dan Reaktivitas
Pasien mungkin menunjukkan perilaku agresif, kesulitan tidur, konsentrasi menurun, reaksi berlebihan terhadap kejutan kecil, serta tindakan ceroboh atau membahayakan diri.
- Durasi Gejala
Semua gejala tersebut harus berlangsung lebih dari satu bulan.
- Dampak Fungsional
Gangguan harus cukup berat sehingga mengganggu kehidupan sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
- Bukan Disebabkan Oleh Faktor Lain
Gejala tidak boleh disebabkan oleh penggunaan obat, alkohol, atau kondisi medis lain.
Kriteria Diagnosis DSM V untuk Anak Usia di Bawah 6 Tahun
Pada anak usia dini, kriteria diagnosis sedikit dimodifikasi untuk menyesuaikan dengan pola perilaku dan perkembangan kognitif mereka:
- Paparan terhadap Peristiwa Traumatik
Anak mengalami atau menyaksikan langsung kejadian atau mengetahuinya terjadi pada orang tua atau pengasuh.
- Gejala Intrusif
Bisa berupa ingatan atau mimpi yang menimbulkan distres, flashback, atau reenactment dalam permainan. Anak juga mungkin menunjukkan reaksi emosional ekstrem terhadap pemicu traumatis.
- Perilaku Menghindar dan Perubahan Mood/Kognisi
Anak bisa menghindari aktivitas atau individu yang mengingatkan mereka pada trauma. Selain itu, mereka mungkin mengalami perubahan emosional seperti meningkatnya rasa takut, kesedihan, menarik diri dari pergaulan, dan berkurangnya ekspresi emosi positif.
- Perubahan Kewaspadaan dan Reaktivitas
Gejala seperti tantrum, agresi, kewaspadaan tinggi, kesulitan tidur, dan gangguan konsentrasi dapat menjadi indikator PTSD pada anak.
- Durasi dan Dampak Klinis
Gejala harus berlangsung lebih dari satu bulan dan menyebabkan gangguan yang nyata pada hubungan sosial anak atau fungsi mereka di sekolah dan keluarga.
Diagnosis PTSD memerlukan pemahaman mendalam tentang hubungan antara trauma dan gejala psikologis yang muncul. Pendekatan yang hati-hati dalam anamnesis dan penilaian gejala sangat penting untuk memastikan diagnosis yang akurat, serta mencegah dampak psikologis yang lebih luas. Menggunakan panduan dari ICD X dan DSM V, tenaga medis dapat mengevaluasi pasien berdasarkan kriteria ilmiah yang terstruktur, sekaligus memperhatikan aspek manusiawi dari pengalaman traumatik yang mereka alami.
Jika Anda mengalami gangguan kesehatan dan membutuhkan pengobatan segera, Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier untuk mendapatkan pengobatan dan penanganan yang Anda butuhkan.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa hubungi kami di:
0315921101
085233664118
Atau Anda bisa kunjungi Klinik Dharmahusada Premier di Jl. Raya Dharma Husada Indah No.26, Mojo, Kec. Gubeng, Kota SBY, Jawa Timur 60285