Jenis Cek Lab Kehamilan

Saat hamil, salah satu perawatan normal yang harus dilakukan ibu hamil adalah pemantauan laboratorium kehamilan. Pemeriksaan ini dapat membantu mendeteksi masalah kesehatan yang mungkin timbul selama atau setelah kehamilan. Temuan tes laboratorium dapat memberikan informasi tentang bahaya kesehatan yang mungkin dialami ibu hamil selama kehamilannya. Hal ini juga membantu dokter dalam merencanakan terapi dan aktivitas yang sesuai untuk menjaga kesehatan ibu dan janin.
Jenis Cek Lab Ibu Hamil
Berikut berbagai jenis cek lab kehamilan beserta manfaatnya yang perlu kamu tahu:
- Tes darah komprehensif
Tes darah komprehensif dapat membantu menilai jumlah sel darah wanita hamil. Wanita hamil dapat menggunakan tes ini untuk mengetahui apakah jumlah sel darah merah ibunya normal atau rendah secara tidak normal. Jumlah sel darah merah yang rendah mungkin merupakan tanda awal anemia. Tes darah lengkap juga akan mengungkapkan jumlah sel darah putih dan trombosit dalam tubuh. Jika jumlah sel tersebut bertambah, besar kemungkinan sang ibu terinfeksi. Tes ini juga dapat mengidentifikasi jumlah zat besi dan nutrisi lain dalam tubuh, sehingga dokter dapat menilai apakah ibu mengalami kekurangan gizi atau tidak. - Kadar gula dalam darah
Ibu hamil juga harus memantau kadar gula darahnya secara rutin. Pemeriksaan tersebut dimaksudkan untuk mencegah timbulnya penyakit diabetes. Beberapa wanita hamil menderita diabetes gestasional. Penyakit ini menyerang sekitar 10-15% ibu hamil. Masalah kesehatan ini dapat meningkatkan risiko hipertensi pada ibu hamil dan menimbulkan berbagai masalah kesehatan pada janin. - Golongan darah
Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui apakah ibu memiliki golongan darah A, B, AB, atau O. Tes golongan darah dilakukan satu kali saja. Mengetahui golongan darah Anda mungkin membantu Anda mendapatkan bantuan cepat jika ibu membutuhkan sumbangan. Misalnya saja jika seorang wanita mengalami pendarahan hebat saat hamil atau melahirkan. Selain itu, golongan darah juga diperiksa antibodi rhesusnya. Tes ini akan mengidentifikasi keberadaan antibodi rhesus yang dapat berdampak pada janin. - Skrining untuk infeksi
Tes darah di awal kehamilan akan menyaring banyak penyakit yang mungkin berdampak pada bayi Anda yang belum lahir. Selama pemeriksaan antenatal awal, para ibu biasanya melakukan tes skrining untuk mengidentifikasi penyakit menular ini. - Deteksi kelainan genetik
Ada beberapa kelainan genetik yang perlu diwaspadai Moms sebelum melahirkan. Oleh karena itu, jika ibu dan pasangan memiliki riwayat masalah genetik dalam keluarga, dokter mungkin merekomendasikan tes genetik selama kehamilan. - Skrining untuk Alfa-Fetoprotein (AFP)
Tes laboratorium prenatal penting lainnya untuk wanita hamil adalah pemeriksaan AFP, yang mengukur protein dalam darah. AFP adalah protein yang ditemukan dalam cairan ketuban yang biasanya dihasilkan oleh hati janin. - Analisis hemoglobin
Anemia merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi pada ibu hamil. Masalah kesehatan ini muncul akibat peningkatan volume darah. Anemia tidak hanya menyebabkan ibu kelelahan, tetapi juga berisiko mengalami pendarahan saat hamil atau melahirkan karena kekurangan zat besi. Jadi, saat ibu hamil diperiksa laboratorium, dia bisa melakukan tes hemoglobin untuk mengetahui anemia. - pemeriksaan TORCH
Pemeriksaan TORCH juga merupakan salah satu pemeriksaan laboratorium yang disarankan bagi ibu hamil. Tes ini merupakan kumpulan tes darah yang digunakan untuk mendiagnosis toksoplasmosis, rubella, CMV, herpes simplex, dan HIV. - Pemeriksaan oleh VDRL (Laboratorium Penelitian Penyakit Kelamin)
Tes VDRL adalah sejenis tes yang digunakan untuk mengidentifikasi ada tidaknya sifilis di dalam tubuh. Untuk menghindari penularan kondisi ini ke janin, sebaiknya ibu hamil menjalani tes VDRL. - Tes Prenatal Non-Invasif (NIPT)
Tujuan dari tes ini adalah untuk memastikan salinan kromosom pada janin sudah lengkap. Dokter akan menyelidiki dan menentukan kemungkinan terjadinya sindrom Down berdasarkan jumlah kromosom janin dengan mengumpulkan sampel darah. - Tes urin atau sering disebut dengan urinalisis
Tes urine pada ibu hamil dapat digunakan untuk menilai masalah kesehatan dan perkembangan penyakit selain untuk menentukan kehamilan. Dokter atau ahli medis dapat menggunakan urinalisis untuk mendeteksi timbulnya diabetes, infeksi ginjal, atau indikasi penyakit hati. Itulah penjelasan mengenai pemeriksaan darah saat hamil; pastikan wanita tersebut melakukan semua pemeriksaan yang dianjurkan oleh dokter ya. Ketahui juga kapan waktu terbaik untuk melakukan tes kehamilan. - Pengujian BTA (Bakteri Tahan Asam)
Pemeriksaan BTA dilakukan untuk mendeteksi apakah ibu mengidap TBC atau tidak. Hal ini dilakukan tidak hanya untuk mendiagnosis dan mencegah penyakit paling serius pada ibu, tetapi juga untuk melindungi janin dalam kehamilan. - Tes darah malaria
Pemeriksaan semacam ini terutama dilakukan pada ibu-ibu yang tinggal di daerah rawan malaria. Sebaliknya, ibu hamil yang tidak tinggal di daerah endemis sebaiknya menjalani tes darah malaria jika ada tanda-tandanya.