Peran Orangtua Dalam Mengembangkan Bahasa Bayi
Peran orangtua dalam mengembangkan bahasa bayi
Bayi berbicara kepada ibu sepanjang waktu, tetapi kebanyakan ibu tidak menyadari apa yang dikatakan.
Nyatanya, arti bahasa bayi biasanya hanya akan diketahui ibu karena ibu yang biasanya lebih sering mengajaknya berbicara.
Dengan bayi, biasanya ibu beralih ke mode komunikatif khusus yang dikenal sebagai “bahasa ibu” atau “bahasa bayi,” yaitu biasanya agak berlebihan saat berbicara dan agak musikal karena memiliki nada berbeda-beda dan terdengar tampak menyenangkan.
Walaupun mungkin terdengar konyol bagi orang dewasa, penelitian menunjukkan bahwa cara itu memainkan peran penting dalam pembelajaran bahasa, melibatkan emosi bayi dan menyoroti struktur dalam bahasa, untuk membantu bayi memecahkan teka-teki suku kata dan kalimat.
Dalam hal ini, orang tua memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan bahasa anak. Terutama bagi anak yang masih berusia 9 hingga 13 bulan. Para peneliti mengungkapkan bahwa usia ini merupakan waktu loncatan bahasa karena sang anak akan mengeluarkan kata atau kalimat pertamanya.
Perlu adanya beberapa hal yang harus diperhatikan orang tua dalam perkembangan sang anak sebagai berikut :
1.Memahami bahasa bayi
Profesor psikologi, Rachel Albert menambahkan, belajar mengoceh atau babbling yang sampai saat ini dianggap hanya sebagai praktik motorik, sebenarnya adalah sesuatu yang dilakukan bayi untuk melatih mulut mereka.
Hanya sedikit orang yang menganggapnya sebagai kosakata sendiri. Jika bayi mulai babbling, penting untuk memberikan respons kepadanya.
“Bagi orang tua, perhatikanlah. Semua suku kata berulang itu merupakan sinyal penting. Mereka memberi tahu kita bahwa bayi menempatkan diri mereka dalam kondisi optimal untuk siap belajar. Mengoceh menciptakan peluang untuk mendapatkan umpan balik sosial yang kita kenal sebagai percakapan,” jelasnya.
2.Mengidentifikasi Usia Anak
Seelum orang tua mengajarkan suatu hal pada anak. Hendaknya kita mengetahui terlebih dahulu perkembangan yang sedang terjadi pada anak. Pada setiap usia anak memiliki kemampuan berbicaranya masing-masing. Misalnya pada saat anak berusia 10 hingga 18 bulan anak mampu mengucapkan satu kata. Sedangkan untuk anak berusia 24 hingga 30 bulan, ia sudah bisa menggunakan dua frasa kata.
Hal ini penting diketahui oleh orang tua agar kita bisa mendidik anak sesuai dengan perkembangan usia dan kemampuan sang anak. Sehingga kemampuan tersebut bisa berjalan secara optimal. Jika kita tidak tahu mengenai hal tersebut, misalnya kita mengajari anak usia 10 hingga 18 tahun dengan mengatakan dua frasa, maka sang anak akan sedikit kesulitan. Karena memang kemampuannya belum sampai disitu.
3.Menggunakan gerakan,musik dan ritme
Sebenarnya, saat bayi menggerakan tubuhnya dan mulai babbling, bayi sedang menjalin ikatan dengan Moms yang juga akan mengikuti Si Kecil.
Penelitian berjudul Fourteen-month-old infants use interpersonal synchrony as a cue to direct helpfulness, menemukan bahwa bayi berusia 14 bulan yang merasa memiliki ikatan dengan seseorang yang dalam hal ini adalah Moms, biasanya cenderung membuat Moms tergerak mengambil benda yang tidak terjangkau oleh bayi.
Musik dan ritme menciptakan koneksi karena gerakan sinkron adalah jenis bahasanya sendiri.
Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa kita tidak bisa bertanya kepada mereka apa yang mereka pikirkan. Kita harus menemukan cara yang cerdas untuk mengetahui apa yang mereka pikirkan.
4.Berbicara dengan bahasa yang benar
Saat usia anak, terkadang kita mendengarkan mereka berceloteh dan mengeluarkan kata-kata yang lucu. Pengucapan mereka belum bisa dilakukan dengan benar atau kita sering menyebutnya dengan bahasa kebayi-bayian. Hal ini mungkin dipandang lucu oleh sebagian besar orang. Bahkan, mereka sering mengikuti kata-kata anak tersebut. Misalnya saat anak ingin mengatakan kodok, tapi kata yang keluar adalah todok.
Dalam hal ini, orang tua ataupun orang dewasa hendaknya membenarkan perkataan anak yang salah tersebut. Bukan justru mengikutinya. Karena hal ini akan mengajarkan pada sang anak kesalahan dan bisa berdampak pada kepribadiannya. Ia merasa bahwa orang tuanya tidak konsisten karena saat berbicara dengannya mereka menggunakan bahasa kebayi-bayian. Sedangakan pada waktu tertentu mereka juga menggunakan bahasa orang dewasa yang benar. Saat anak mengeluarkan kata yang salah hendaknya kita membenarkan dengan mengulang-ulang kata yang benar. Selain itu, kita harus menjaga perkataan kita, karena sang anak akan dengan cepat meniru apa yang telah kita katakan.
5.Memberikan buku bergambar
Selain dengan pengalaman konkret, orang tua dapat memberikan fasilitas berupa buku bergambar. Melalui buku ini, anak bisa melihat segala hal yang mungkin belum pernah ia lihat sebelumnya. Saat ia menunjuk salah satu gambar yang ada di buku tersebut, maka katakanlah itu gambar apa. Selain untuk perkembangan kosa kata anak, hal ini dapat mendekatkan orang tua dengan anaknya.
6.Menyebutkan nama nama benda atau orang sekitar
pengalaman konkret dapat memudahkan anak dalam pembelajaran. Hal ini pula yang berlaku pada perkembangan bahasa anak. Masih banyak hal yang perlu diketahui oleh anak. Untuk itu sering-seringlah mengajak anak berbicara. Bisa dengan menyebutkan nama-nama benda atau orang di sekitar. Sebagai contohnya adalah saat berada di ruang makan tunjuklah benda-benda yang ada di depannya seperti piring, sendok, garpu atau yang lain, kemudian sebutkanlah nama benda tersebut dan minta sang anak untuk mengulanginya. Tapi hal ini tidak perlu dipaksakan. Atau bisa juga saat Pamannya datang maka katakanlah pada anak jika orang itulah adalah Pamannya. Hal ini dapat membantu anak berlatih dalam mengenal benda atau orang di sekitarnya.
7.Bercerita sebelum tidur
Kebiasaan bercerita orang tua sebelum anak tidur merupakan salah satu kebiasaan yang baik. Kita harus memilih cerita yang sesuai dengan usia anak. Kemudian dongengkanlah cerita tersebut dengan gaya bahasa yang menarik ditambah dengan ekspresi. Hal ini tidak hanya berguna untuk mengenalkan suatu kisah pada sang anak, namun jalinan kasih akan semakin kuat antara orang tua dan anak.