Seperti halnya lambung, usus, dan komponen lainnya dalam sistem pencernaan, esofagus pun dapat mengalami gangguan. Melansir laman Johns Hopkins Medicine, berikut berbagai kondisi yang bisa menyerang saluran ini.
1. Akalasia
Akalasia merupakan kondisi ketika kerongkongan tidak mampu mendorong makanan atau cairan ke dalam lambung. Kondisi langka ini kemungkinan disebabkan oleh kerusakan sel-sel saraf pada dinding esofagus.
Pada kondisi normal, sfingter esofagus atas seharusnya terbuka ketika Anda menelan agar makanan atau cairan dapat bergerak menuju lambung. Namun, pada penderita akalasia, sfingter tidak menutup sehingga makanan dan cairan justru terjebak.
2. Esofagitis
Esofagitis merupakan peradangan atau iritasi yang terjadi pada lapisan kerongkongan. Peradangan biasanya terjadi akibat asam lambung yang sering naik. Asam lambung dapat mengikis lapisan esofagus sehingga menimbulkan radang dan iritasi.
Selain itu, peradangan juga dapat disebabkan oleh infeksi, efek obat-obatan tertentu, serta reaksi alergi. Penderita umumnya mengalami kesulitan menelan yang disertai dengan:
- rasa nyeri saat menelan,
- nyeri dada yang semakin parah saat makan,
- panas atau nyeri pada ulu hati akibat asam lambung naik (heartburn),
- tersangkutnya makanan di dalam kerongkongan, dan
- naiknya asam lambung ke mulut.
3. Barrett’s esophagus
Barrett’s esophagus terjadi ketika lapisan kerongkongan mengalami kerusakan akibat paparan asam lambung secara terus-menerus. Kondisi ini timbul sebagai komplikasi dari penyakit GERD dan esofagitis yang tidak tertangani dengan baik.
Asam lambung yang sering naik dapat mengikis lapisan esofagus. Lama-kelamaan, sel-sel lapisan esofagus pun berubah dan mengalami kerusakan. Apabila sudah terjadi kerusakan, inilah yang dikenal sebagai Barrett’s esophagus.
Penyakit ini berkaitan dengan meningkatnya risiko kanker esofagus. Meskipun risiko kanker tidak meningkat secara drastis, penderita perlu rutin periksa ke dokter. Hal ini bertujuan agar pengobatan kanker bisa diberikan sedini mungkin.
4. Kanker esofagus
Pembentukan kanker esofagus biasanya berawal dari sel-sel yang menyusun lapisan terdalam esofagus. Sel tersebut mengalami mutasi DNA, lalu tumbuh tak terkendali hingga membentuk jaringan abnormal yang bisa menyebar ke seluruh tubuh.
Penyebab kanker pada kerongkongan belum diketahui secara pasti.
5. Striktur esofagus
Striktur esofagus merupakan penyempitan yang abnormal pada kerongkongan. Kondisi ini bisa menghambat masuknya makanan dan cairan ke dalam lambung. Dampaknya, penderita pun sulit menelan dan merasa ada yang tersangkut pada kerongkongannya.
Ada dua jenis striktur esofagus, yaitu striktur sederhana dan kompleks. Pada striktur sederhana, penyempitan tidak terlalu parah dan bentuknya cukup simetris. Sementara itu, striktur kompleks biasanya lebih panjang dan kerongkongan menjadi lebih sempit.
Penyempitan esofagus dapat disebabkan oleh esofagitis, GERD, pembedahan, serta pertumbuhan jaringan kanker maupun non-kanker. Pengobatan perlu disesuaikan dengan faktor yang menjadi penyebabnya.
Kerongkongan merupakan saluran yang menghubungkan mulut dan lambung. Ketika terjadi masalah pada saluran ini, proses pencernaan terutama menelan secara keseluruhan tentu akan ikut terganggu.
Jika Anda kerap mengalami keluhan pada kerongkongan, jangan abaikan kondisi ini. Segeralah berkonsultasi kepada dokter untuk mendapatkan penanganan terbaik.