Senin - Jumat07:00-21:00Sabtu07:00-13:00Hubungi kami+0315921101

Jantung dan Pembuluh Darah

Electrocardiogram





Elektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan untuk mengukur dan merekam aktivitas listrik jantung. EKG umumnya dilakukan untuk memeriksa kondisi jantung dan menilai efektivitas pengobatan penyakit jantung.

Dokter kemudian akan mengevaluasi aktivitas listrik jantung pasien melalui monitor tersebut. Selain itu, grafik yang menunjukkan aktivitas listrik jantung pasien juga dapat dicetak di kertas dan dilampirkan pada rekam medis pasien.

Dokter umumnya akan menyarankan EKG pada pasien yang mengalami gejala-gejala gangguan jantung, seperti tubuh mudah lelah dan lemas, sulit bernapas, nyeri dada, dan jantung berdebar.

Indikasi dan Kontraindikasi Elektrokardiogram
Elektrokardiogram dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi-kondisi berikut:

  • Serangan jantung
  • Kelainan otot jantung (kardiomiopati)
  • Gangguan irama jantung
  • Penyakit jantung koroner
  • Gangguan elektrolit
  • Keracunan obat-obatan

Dokter juga dapat menggunakan EKG untuk memeriksa kesehatan jantung pasien sebelum dan setelah menjalani operasi, serta untuk menilai efektivitas pengobatan penyakit jantung, seperti penggunaan alat pacu jantung dan obat-obatan.

Tes EKG tidak menyakitkan, cepat, dan aman dilakukan. Oleh karena itu, umumnya tidak ditemukan kontraindikasi pada elektrokardiogram. Dengan kata lain, EKG dapat dijalani oleh siapa saja pada semua kelompok usia.

Peringatan Elektrokardiogram
EKG sering kali dilakukan pada kondisi gawat darurat untuk mendeteksi serangan jantung. Namun, pada beberapa kasus, EKG dapat dilakukan melalui perencanaan sebelumnya atau ketika pasien menjalani pemeriksaan kesehatan rutin (check-up).

Jika EKG dilakukan dalam pemeriksaan rutin, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan, yaitu:

  • Beri tahu dokter jika Anda menggunakan alat pacu jantung.
  • Beri tahu dokter tentang obat-obatan dan suplemen, termasuk suplemen herbal, yang sedang dikonsumsi karena obat tersebut bisa memengaruhi hasil EKG.
  • Hindari pemakaian losion, minyak, atau bedak pada tubuh, terutama di bagian dada.
  • Hindari minum air dingin dan minuman berkafein, atau berolahraga sebelum menjalani EKG, karena dapat memengaruhi hasil tes.

Sebelum Elektrokardiogram
Sebelum pemeriksaan elektorkardiogram dilakukan, pasien akan diminta untuk mengganti pakaian dengan baju yang disediakan oleh rumah sakit. Jika pasien memiliki rambut halus di bagian dada, dokter atau perawat akan mencukurnya agar elektroda tidak sulit menempel di tubuh.

Prosedur Elektrokardiogram
Elektrokardiogram bisa dilakukan di klinik atau rumah sakit dengan lama pemeriksaan kurang lebih 10 menit. Berikut ini adalah rangkaian pemeriksaan EKG:

  • Pasien akan diminta untuk mengganti semua pakaian dengan jubah medis. Pasien juga akan diminta untuk melepaskan perhiasan atau benda apa pun di tubuh yang dapat memengaruhi hasil pemeriksaan.
  • Pasien akan diminta untuk berbaring di tempat tidur. Selanjutnya, 12 elektroda yang tersambung dengan mesin EKG akan ditempelkan di dada, lengan dan tungkai.
  • Mesin EKG akan merekam aktivitas listrik jantung pasien dan menampilkannya dalam bentuk grafik gelombang listrik di monitor. Grafik tersebut kemudian akan dianalisis oleh dokter.
  • Selama pemeriksaan EKG berjalan, pasien akan diminta untuk tidak berbicara dan bergerak, karena dapat memengaruhi hasil tes.

Setelah Elektrokardiogram
Setelah pemeriksaan EKG, pasien dapat melakukan aktivitas seperti biasa, kecuali bila dokter menyarankan pasien membatasi aktivitas karena adanya suatu penyakit. Dokter dapat langsung mendiskusikan hasil EKG pada hari itu juga, atau menjadwalkannya di lain hari.

Jika hasil EKG normal, maka pemeriksaan lain mungkin tidak diperlukan. Akan tetapi, bila hasil EKG menunjukkan suatu penyakit, pasien mungkin akan diminta menjalani EKG ulang, atau pemeriksaan lain seperti pemeriksaan enzim jantung, tergantung pada penyakit yang dicurigai oleh dokter.

Beberapa informasi yang bisa didapatkan dari pemeriksaan EKG adalah:

  • Irama jantung teratur atau malah tidak teratur (aritmia)
  • Denyut jantung normal, terlalu lambat (bradikardia), atau terlalu cepat (takikardia)
  • Suplai darah dan oksigen ke jantung cukup atau kurang
  • Kondisi jantung masih bagus atau telah muncul tanda-tanda kerusakan, misalnya karena pernah mengalami serangan jantung
  • Struktur jantung normal atau mengalami perubahan, misalnya akibat pembesaran pada bilik jantung

Jenis-Jenis Elektrokardiogram
Terkadang, gangguan jantung tidak terdeteksi dengan pemeriksaan EKG biasa (standar). Hal ini bisa terjadi karena gangguan tersebut hilang timbul, atau mungkin tidak muncul saat pemeriksaan EKG biasa.

Untuk mengatasi hal tersebut, ada beberapa jenis pemeriksaan aktivitas listrik jantung lain yang bisa dilakukan dan sedikit berbeda dengan pemeriksaan EKG biasa, yaitu:

Stress test
Stress test adalah pemeriksaan EKG yang dilakukan saat pasien beraktivitas di treadmill, baik berjalan maupun berlari, atau mengayuh sepeda statis.

Holter monitor
Holter monitor adalah pemeriksaan EKG untuk merekam aktivitas listrik jantung selama pasien beraktivitas dalam 1–2 hari. Holter monitor merupakan monitor kecil yang dikalungkan di leher dan dilengkapi elektroda yang ditempelkan di dada.

Pasien dapat beraktivitas seperti biasa ketika menggunakan holter monitor, asalkan elektroda dan monitornya tetap kering. Selama menggunakan holter monitor, dokter akan meminta pasien untuk mencatat segala aktivitas yang mengakibatkan perubahan aktivitas listrik jantung.

Event monitor
Event monitor adalah alat yang serupa dengan holter monitor. Bedanya, event monitor merekam aktivitas listrik jantung selama beberapa menit ketika gejala gangguan jantung muncul. Event monitor dapat digunakan dalam jangka waktu hingga 1 bulan.

Komplikasi Elektrokardiogram
Pemeriksaan elektrokardiogram umumnya aman dan tidak menimbulkan komplikasi apa pun. Namun, pada beberapa kasus, pasien dapat mengalami reaksi alergi kulit akibat elektroda yang ditempelkan di tubuh. Pasien juga dapat mengalami sedikit sakit saat elektroda EKG dilepaskan dari kulit.



Treadmill Test





Pemeriksaan Treadmill Pemeriksaan treadmill, atau yang juga dikenal dengan sebutan stress test, merupakan pemeriksaan yang dilakukan guna melihat kinerja jantung selama seseorang melakukan aktivitas fisik. Hal ini karena aktivitas fisik dapat membuat jantung memompa lebih keras dan cepat. Nah, pemeriksaan ini dapat membantu mengungkapkan adanya masalah aliran darah dalam jantung. Pemeriksaan ini disebut sebagai pemeriksaan treadmill karena menggunakan alat treadmill dalam praktiknya. Ketika seseorang melakukan pemeriksaan ini, irama jantung, tekanan darah, hingga pernapasan akan dilakukan pemantauan saat pemeriksaan berlangsung.

Kenapa Melakukan Pemeriksaan Treadmill?
Pemeriksaan treadmill biasanya dilakukan untuk mendeteksi adanya penyakit yang berkaitan dengan jantung, seperti:

1. Diagnosis Penyakit Arteri Koroner
Arteri koroner adalah pembuluh darah utama yang memasok darah, oksigen, dan nutrisi ke jantung. Penyakit arteri koroner berkembang ketika arteri ini menjadi rusak atau sakit, biasanya karena penumpukan deposit yang mengandung kolesterol dan zat lain (plak).

2. Mendiagnosis Masalah Irama Jantung (Aritmia)
Aritmia jantung terjadi ketika impuls listrik yang mengkoordinasikan irama jantung tidak berfungsi dengan benar. Alhasil, ini menyebabkan jantung berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.

3. Panduan Pengobatan Gangguan Jantung.
Jika sudah didiagnosis mengidap penyakit jantung, pemeriksaan treadmill dapat membantu dokter untuk mengetahui seberapa baik pengobatan bekerja. Ini juga dapat digunakan untuk membantu menetapkan rencana perawatan, dengan menunjukkan seberapa banyak latihan yang dapat ditangani jantung.

Dokter mungkin menggunakan pemeriksaan treadmill untuk membantu menentukan waktu operasi jantung, seperti penggantian katup. Pada beberapa orang dengan gagal jantung, hasil pemeriksaan treadmill dapat membantu dokter menentukan apakah pengidap memerlukan transplantasi jantung atau terapi lanjutan lainnya.

Persiapan Pemeriksaan Treadmill
Ada beberapa persiapan yang perlu kamu lakukan sebelum melakukan pemeriksaan treadmill.

  • Menggunakan pakaian olahraga yang nyaman.
  • Tidak mengonsumsi makanan apapun dua jam sebelum melakukan pemeriksaan.
  • Tidak boleh merokok dua jam sebelum melakukan pemeriksaan.
  • Pastikan dokter mengetahui berbagai jenis obat-obatan yang kamu konsumsi sebelum melakukan pemeriksaan treadmill.
  • Jika kamu pengguna inhaler untuk membantu pernapasan, sebaiknya bawa inhaler yang kamu miliki agar dokter mengetahuinya.

Prosedur Pemeriksaan Treadmill
Sebelum melakukan pemeriksaan treadmill, dokter biasanya akan menanyakan beberapa pertanyaan tentang riwayat kesehatan, serta seberapa sering dan beratnya kamu berolahraga selama ini. Hal ini bertujuan untuk membantu menentukan jumlah latihan yang sesuai ketika pemeriksaan nanti. Dokter juga biasanya akan mendengarkan jantung dan paru-paru untuk mendeteksi setiap kelainan yang dapat memengaruhi hasil tes.

Kemudian, sesaat sebelum melakukan pemeriksaan, perawat akan menempelkan elektroda di bagian dada, kaki, dan lengan. Elektroda itu biasanya memiliki kabel yang terhubung ke mesin elektrokardiogram, yang merekam sinyal listrik yang memicu detak jantung. Kamu juga mungkin diminta untuk bernapas ke dalam tabung selama tes untuk menunjukkan seberapa baik kamu bisa bernapas selama berolahraga.

Setelah itu, kamu akan diminta untuk berjalan hingga berlari kecil di atas treadmill sampai detak jantung telah mencapai target yang ditentukan, atau hingga muncul gejala yang tidak memungkinkan kamu untuk melanjutkan, seperti:

  • Nyeri dada sedang sampai berat.
  • Napas pendek yang parah.
  • Tekanan darah sangat tinggi atau rendah.
  • Irama jantung yang tidak normal.
  • Pusing.
  • Kelelahan.
  • Perubahan tertentu dalam elektrokardiogram.

Setelah berhenti berolahraga, kamu mungkin diminta untuk berdiri diam selama beberapa detik dan kemudian berbaring selama beberapa waktu dengan monitor terpasang. Dokter kemudian akan mengawasi segala kelainan karena detak jantung, hingga pernapasan kembali normal. Setelah pemeriksaan selesai, kamu akan diperbolehkan untuk melanjutkan aktivitas secara normal.

Pemeriksaan treadmill menjadi salah satu pemeriksaan yang terbilang sangat aman. Namun, pemeriksaan ini bisa memicu nyeri dada dan gangguan detak jantung. Jika kedua kondisi tersebut kamu rasakan dan tidak membaik, tidak ada salahnya untuk bertanya langsung pada dokter mengenai kondisi kesehatanmu.

Kapan Pemeriksaan Treadmill Dilakukan?
Pemeriksaan treadmill biasanya disarankan untuk dilakukan ketika dokter mendeteksi adanya gangguan atau gejala penyakit jantung. Pemeriksaan ini juga dilakukan ketika dokter ingin melihat perkembangan perawatan penyakit jantung yang sedang dijalani pengidap.



Echocardiography





Ekokardiografi (USG jantung) adalah metode pemeriksaan yang menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menangkap gambaran struktur organ jantung. Ekokardiografi biasanya dibantu dengan teknologi Doppler yang dapat mengukur kecepatan dan arah aliran darah. Ekokardiografi bertujuan untuk memeriksa adanya kelainan pada struktur jantung, pembuluh darah, aliran darah, serta kemampuan otot jantung dalam memompa darah. Metode pencitraan ini dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit jantung, menentukan pengobatan yang tepat, dan mengevaluasi pengobatan yang diberikan.

Jenis-Jenis Ekokardiografi
Ekokardiografi terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Transthoracic echocardiogram (TTE)
Tidak berbeda dengan USG pada umumnya, TTE menggunakan sensor elektroda, atau disebut juga dengan transducer, yang ditempelkan dan digerakkan di atas dada pasien, dengan hasil yang langsung bisa terlihat pada monitor.

Ekokardiografi jenis ini kerap menjadi pilihan untuk memeriksa kelainan pada jantung, baik dari struktur maupun fungsi jantung.

2. Transesophageal echocardiogram (TEE)
TEE menggunakan alat endoskopi yang dimasukkan melalui mulut menuju kerongkongan (esofagus) untuk menangkap gambar struktur jantung secara rinci, tanpa terhalang gambar dada dan paru-paru.

TEE umumnya disarankan ketika gelombang TTE tidak dapat menangkap gambar secara jelas, khususnya ketika pasien akan menjalani operasi jantung.

3. Stress echocardiogram
Stress echocardiogram dilakukan untuk memeriksa kekuatan fungsi jantung dan aliran darah saat pasien beraktivitas atau ketika jantung distimulasi dengan pemberian obat khusus yang membuat jantung bekerja seperti sedang berolahraga.

4. USG intravaskular
USG intravaskular dapat digunakan untuk membantu dokter mengetahui penyumbatan yang terjadi di pembuluh darah dengan lebih detail. Pada prosesnya, dokter akan memasukan transducer ke dalam pembuluh darah jantung dengan bantuan kateter (selang panjang dan kecil) melalui sayatan kecil yang dibuat di selangkangan.

5. Ekokardiografi janin
Ekokardiografi janin berguna untuk mendeteksi kelainan jantung pada janin. Jenis ekokardiografi ini dilakukan pada ibu hamil dengan usia kehamilan 18–22 minggu. Pemeriksaan ini aman untuk janin karena tidak mengunakan radiasi, seperti pada prosedur foto Rontgen.

Indikasi Ekokardiografi
Jenis ekokardiografi yang dilakukan oleh dokter dapat berbeda pada setiap pasien. Berikut ini adalah indikasi dari masing-masing jenis ekokardiografi:

Transthoracic echocardiogram (TTE)
Dokter dapat menggunakan ekokardiografi jenis TTE untuk mendeteksi, melihat tingkat keparahan, dan membantu proses pengobatan beberapa kondisi di bawah ini:

  • Murmur jantung
  • Penyakit katup jantung
  • Kerusakan jantung akibat serangan jantung
  • Penyumbatan pembuluh darah akibat stroke atau serangan iskemik transien (TIA)
  • Penyakit jantung bawaan
  • Gangguan pompa jantung karena gagal jantung
  • Perikarditis
  • Efusi perikardium, yaitu penimbunan cairan dalam kantong di sekitar jantung
  • Infeksi pada atau di sekitar katup jantung
  • Kelainan otot jantung, seperti kardiomiopati
  • Hipertensi pulmonal

Transesophageal echocardiogram (TEE )
Ekokardiografi jenis TEE biasanya digunakan dokter jika:

  • Hasil dari TTE tidak jelas, biasanya karena struktur dada, paru-paru, atau lemak yang menutupi (pada penderita obesitas)
  • Memerlukan pencitraan yang lebih rinci, misalnya sebelum melakukan operasi jantung

Stress echocardiogram
Berikut ini adalah beberapa tujuan dilakukannya stress echocardiogram:

  • Mendeteksi gangguan jantung yang muncul saat berolahraga atau beraktivitas fisik berat
  • Mendeteksi penyakit jantung koroner atau kerusakan struktur jantung akibat infark miokrad (serangan jantung)
  • Memeriksa pasokan oksigen ke otot jantung saat beraktivitas
  • Melihat batas kemampuan jantung guna kepentingan program rehabilitasi jantung
  • Mengevaluasi keberhasilan pengobatan dan tindakan medis, seperti pemberian obat antiangina, obat antiaritmia, operasi bypass, dan pemasangan ring

USG intravaskular & Ekokardiografi janin
Dokter umumnya menggunakan USG intravaskular untuk melihat penyumbatan di dalam pembuluh darah dengan lebih detail. Sedangkan, ekokardiografi janin dilakukan untuk mendeteksi gangguan jantung pada janin, baik karena adanya faktor keturunan atau pola hidup dan kondisi kesehatan ibu.

Peringatan Ekokardiografi
Pencitraan ekokardiografi tergolong aman, termasuk untuk janin, karena tidak menggunakan radiasi. Meski aman, ada beberapa hal yang harus diketahui sebelum menjalani ekokardiografi, yaitu:

  • Beri tahu dokter jika memiliki alergi terhadap obat tertentu.
  • Beri tahu dokter obat-obatan, suplemen, atau produk herbal yang pernah atau sedang digunakan, terutama obat penghambat beta (misalnya bisoprolol), isosorbide mononitrate, isosorbide dinitrate, , dan nitrogliserin.
  • Beri tahu dokter jika memiliki implan di dalam tubuh, seperti alat pacu jantung.
  • Beri tahu dokter jika sedang menjalani suatu pengobatan.
  • Bagi pasien yang secara khusus akan melakukan tes TEE, beri tahu dokter jika terdapat gangguan di kerongkongan, seperti disfagia, hernia hiatus, atau kanker esofagus.
  • Beri tahu dokter kondisi atau penyakit yang diderita. Pada kasus yang jarang terjadi, pemeriksaan stress
  • echocardiogram dapat menyebabkan serangan jantung.
    Perlu diketahui, gelombang suara pada ekokardiografi tidak mampu menembus dinding dada yang tebal (pada pasien obesitas) atau bila dinding dada didominasi oleh tulang rusuk (biasanya pada pasien yang sangat kurus). Pada kasus ini, dokter mungkin akan merekomendasikan tes lainnya.

Sebelum Ekokardiografi
Persiapan sebelum ekokardiografi tergantung pada jenis tes yang akan dilakukan. Umumnya, pasien diperbolehkan untuk makan dan minum seperti biasa sebelum TTE.

Sementara untuk TEE, pasien akan diminta berpuasa selama 6 jam sebelum tindakan, guna menghindari mual, muntah, dan masuknya isi lambung ke dalam paru-paru selama pemeriksaan berlangsung.

Pada TEE, dokter juga akan menyuntikkan obat penenang dan menyemprotkan obat bius lokal ke dalam tenggorokan, agar pasien tidak merasa nyeri saat alat endoskopi dimasukkan. Apabila pasien mengenakan gigi palsu, dokter akan meminta untuk melepasnya.

Untuk persiapan stress echocardiogram, pasien perlu berpuasa dan hanya boleh minum air putih selama 4 jam sebelum tindakan. Selain itu, pasien juga diminta untuk tidak merokok dan tidak mengonsumsi obat, makanan, atau minuman yang mengandung kafein, seperti cokelat, kopi, dan teh, selama 24 jam sebelum tindakan.

Di hari pemeriksaan, pasien yang akan melakukan stress echocardiogram disarankan untuk menggunakan pakaian dan sepatu yang nyaman untuk berolahraga.

Pada jenis ekokardiografi lainnya, pasien akan diminta untuk mengganti pakaian dengan pakaian rumah sakit, serta melepas seluruh perhiasan yang dikenakan. Jika diperlukan, dokter juga akan menyuntikkan zat pewarna kontras sebelum ekokardiografi dilakukan, agar gambar aliran darah yang dihasilkan menjadi lebih jelas.

Prosedur Ekokardiografi
Setiap jenis ekokardiografi memiliki tahapan dan teknik prosedur yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasannya:

Transthoracic echocardiogram (TTE)
Pasien akan diminta untuk berbaring di atas tempat tidur dan melepas atau membuka baju, sehingga elektroda dapat dipasang di beberapa titik dada.

Dokter jantung akan mengoleskan gel pelumas di sekeliling dada dan menggerakkan probe yang tersambung ke monitor. Gelombang suara dari elektroda dan probe akan terekam dan terlihat pada monitor yang diletakkan tidak jauh dari posisi pasien.

Pasien mungkin akan mendengar suara berdesir saat pemindaian berlangsung. Hal ini normal terjadi karena probe sedang menangkap suara aliran darah.

Pasien dapat diminta untuk menarik napas panjang dan menahan napas, atau berbalik ke arah kiri sambil dokter menekan probe pada area dada untuk menangkap gambar secara jelas. Hal ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman untuk sementara waktu.

Transesophageal echocardiogram (TEE )
Setelah pasien berbaring dan diberikan suntikan obat penenang serta semprotan bius lokal, dokter akan memasukkan alat endoskopi melalui mulut, lalu didorong ke arah kerongkongan. Alat pengukur tekanan darah dan tingkat oksigen serta elektroda juga akan dipasang untuk memantau kondisi pasien selama tindakan.

Setelah mendapatkan posisi yang tepat, dokter akan merekam gambar jantung, termasuk katup jantung, secara lebih rinci melalui teknologi gelombang suara.

Stress echocardiogram
Dokter akan melakukan TTE pada awalnya. Kemudian, pasien akan diminta beraktivitas, baik menggunakan treadmill atau sepeda statis yang sudah disediakan, selama 6–10 menit atau sesuai kondisi.

Jika pasien tidak mampu berolahraga, dokter akan memberikan suntikan obat pemicu jantung (dobutamin) agar jantung dapat memompa seperti sedang berolahraga. Dobutamin dapat menyebabkan pasien merasa hangat atau pusing.

Saat pasien berolahraga, dokter akan terus menanyakan kondisi pasien untuk memastikan tidak ada efek samping. Jika saat pemeriksaan pasien merasakan ketidaknyamanan pada dada, lengan, atau rahang, juga gejala seperti pusing atau sesak napas, segera beri tahu dokter.

Setelah dirasa cukup, intensitas olahraga akan diturunkan agar denyut jantung pasien kembali seperti semula. Dokter kemudian akan membandingkan kondisi jantung pasien ketika berolahraga atau distimulasi dengan hasil pemeriksaan awal.

USG intravaskular
Setelah pasien berbaring di tempat tidur, dokter akan memasang elektroda di dada pasien. Dokter juga akan memasangkan selang infus pada lengan pasien dan menyuntikan obat penenang agar pasien merasa lebih rileks.

Selanjutnya, dokter akan menyuntikan obat bius pada salah satu sisi selangkangan pasien dan membuat sayatan kecil pada bagian tersebut. Tabung kecil akan dimasukkan melalui sayatan yang telah dibuat untuk kemudian digunakan sebagai akses masuknya kateter.

Kateter yang digunakan dilengkapi dengan kawat ultrasound (transducer) di dalamnya. Transducer ini berfungsi untuk menangkap gambar kondisi di dalam pembuluh darah.

Setelah selesai melakukan pemeriksaan, dokter akan mengeluarkan kateter dan tabung dari tubuh pasien. Dokter juga akan membalut bekas sayatan dengan erat guna mencegah terjadinya perdarahan.

Pasien diharuskan untuk berbaring selama 3–6 jam. Jika diperlukan, pasien mungkin harus menjalani rawat inap.

Ekokardiografi janin
Ekokardiografi janin dapat dilakukan pada bagian perut (ekokardiografi perut) atau vagina (ekokardiografi transvaginal).

Ekokardiografi perut mirip dengan pemeriksaan USG pada umumnya. Dalam prosesnya, pasien akan diminta berbaring dan melepas atau membuka baju, sehingga bagian perut terbuka.

Dokter akan mengoleskan gel pelumas pada kulit perut untuk mencegah terjadinya gesekan, memudahkan pergerakan transducer, dan membantu alat pemeriksaan memancarkan gelombang suara ke bagian dalam perut.

Gelombang suara berfrekuensi tinggi akan memantul saat menyentuh benda padat di dalam perut, seperti jantung janin, sehingga dapat ditangkap dan terlihat di monitor. Dokter akan menggerakan transducer di sekitar bagian perut agar dapat melihat seluruh bagian jantung janin.

Jika pemeriksaan telah selesai dilakukan, dokter akan membersihkan gel pelumas dari perut dan pasien dapat beraktivitas kembali secara normal.

Sementara, untuk melakukan ekokardiografi transvaginal, pasien harus melepas pakaian bagian bawah sebelum berbaring di tempat tidur. Setelah pasien berbaring, dokter akan memasukan probe ke dalam vagina yang akan memancarkan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung janin pada layar monitor.

Dibandingkan dengan ekokardiografi perut, ekokardiogafi transvaginal dapat menghasilkan gambar yang lebih jelas. Umumnya, pemeriksaan ini dilakukan pada masa awal kehamilan.

Keseluruhan proses ekokardiografi biasanya memerlukan waktu 15 menit hingga 1 jam, tergantung jenis ekokardiografi yang dijalani dan kondisi pasien.

Setelah Ekokardiografi
Pasien umumnya diperbolehkan untuk pulang dan beraktivitas seperti biasa sesudah ekokardiografi. Namun, bagi yang diberikan suntikan obat penenang, pasien tidak diperbolehkan untuk mengendarai kendaraan, mengoperasikan alat berat, atau mengonsumsi alkohol selama 24 jam.

Pasien juga disarankan untuk menghubungi keluarga atau kerabat guna menemani dan mengantar pulang. Sementara, bagi pasien yang perlu menjalani rawat inap, pasien akan diantar kembali ke kamar perawatan.

Biasanya, pasien akan mendapatkan hasil pemindaian secara langsung. Namun, jika masih diperlukan analisa mendalam, hasil baru akan selesai dalam beberapa hari kemudian.

Hasil pemeriksaan dapat berupa informasi terkait ukuran jantung, kemampuan jantung dalam memompa darah, kerusakan pada otot jantung, kelainan katup jantung, dan gangguan pembuluh darah. Jika diperlukan, dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.

Efek Samping Ekokardiografi
Ekokardiografi merupakan prosedur yang aman, tak terkecuali bagi janin. Kendati demikian, pada kasus tertentu, ekokardiografi dapat menimbulkan beberapa efek samping berikut ini:

Rasa perih dan tidak nyaman setelah elektroda dicabut dari dada
Rasa tidak nyaman, iritasi, dan sakit pada tenggorokan selama beberapa jam setelah melakukan transesophageal echocardiogram (TEE)
Mual, pusing, atau nyeri dada setelah melakukan stress echocardiogram
Reaksi alergi ringan, seperti gatal-gatal, setelah diberikan suntikan zat kontras atau diolesi gel pelumas
Meskipun jarang terjadi, ekokardiografi juga dapat menimbulkan efek samping berat, seperti:

Jantung berdebar
Pingsan atau terkena serangan jantung saat melakukan stress echocardiogram
Alergi berat setelah diberikan suntikan zat kontras atau diolesi gel pelumas
Risiko terjadinya efek samping ini dapat diminimalkan dengan pemantauan oleh dokter selama tindakan. Ekokardiografi akan langsung dihentikan jika muncul efek samping.



HOLTERmonitoring





Holter monitoring (ambulatory electrocardiography) adalah suatu prosedur untuk merekam aktivitas listrik jantung dan detak jantung secara terus-menerus selama 24-48 jam pada aktivitas sehari-hari, dengan alat yang disebut sebagai holter monitor. Prosedur ini sama dengan pemeriksaan elektrokardiogram (EKG). Bedanya, EKG hanya merekam detak jantung selama beberapa menit saat pemeriksaan.

Pemeriksaan holter monitoring umumnya dilakukan pada orang yang memiliki kelainan irama jantung (aritmia). Holter monitoring juga kerap dilakukan untuk membantu diagnosis beberapa kelainan jantung lainnya. Hasil pemeriksaan akan dianalisis oleh dokter spesialis jantung.

Mengapa prosedur holter monitoring perlu dilakukan?
Prosedur holter monitoring dilakukan untuk mendeteksi respons jantung (detak dan irama jantung) terhadap aktivitas sehari-hari. Holter monitoring juga digunakan:

  • Setelah mengalami serangan jantung
  • Untuk mendiagnosis gangguan irama jantung yang menyebabkan berdebar-debar (palpitasi) atau pingsan
  • Setelah mendapatkan obat-obatan untuk penyakit jantung
  • Prosedur holter monitoring juga bertujuan untuk merekam beberapa irama jantung yang tidak normal seperti atrial fibrilasi, atrial takikardi, takikardi supraventrikel, bradikardi, dan takikardi ventrikular.

Apa yang harus dipersiapkan sebelum menjalani prosedur holter monitoring?
Anda tidak perlu melakukan melakukan persiapan khusus sebelum menjalani prosedur holter monitoring. Tim medis akan mengajarkan cara, memasang elektroda bila elektroda tersebut lepas atau longgar. Beritahukan kepada tim medis bila Anda memiliki alergi terhadap bahan perekat.

Pastikan untuk mandi sebelum prosedur dilakukan, karena Anda tidak dapat mandi atau berada dalam keadaan basah pada saat holter monitor terpasang. Untuk memudahkan pemasangan elektroda menempel, Anda disarankan untuk mencukur bulu rambut dada.

Apa yang akan dilakukan tim medis pada prosedur holter monitoring?
Tim medis akan memasang elektroda pada dada Anda. Elektroda ini terhubung pada kabel ke mesin holter monitor yang berukuran kecil, dan beroperasi dengan menggunakan tenaga baterai. Anda dapat membawa mesin holter monitor ini dengan memasukkannya ke dalam saku baju atau celana.

Dalam keadaan terpasang, holter monitor akan merekam aktvitas jantung Anda. Anda akan diminta untuk mencatat seluruh aktivitas dan yang Anda rasakan termasuk gejala klinis. Catatan ini akan dicocokkan dengan hasil rekaman mesin holter monitor. Selama menggunakan mesin holter monitor, hindari memakai selimut elektrik, berada daerah bertegangan tinggi, magnet, dan detektor metal.

Apa yang harus dilakukan setelah menjalani prosedur holter monitoring?
Setelah 24-48 jam, Anda akan diminta untuk mengembalikan mesin holter monitor kepada tim medis. Tim medis akan mengevaluasi hasil rekaman dan kegiatan Anda serta melihat kemungkinan adanya detak jantung yang tidak normal.

Hasil apa yang didapatkan dari holter monitoring?
Variasi normal detak jantung dapat terjadi akibat adanya aktivitas harian. Hasil normal berarti tidak ditemukan perubahan yang signifikan dari irama jantung atau pola irama jantung. Hasil abnormal bisa menandakan gangguan irama jantung (aritmia), atau dapat berarti jantung tidak mendapat pasokan oksigen dalam jumlah yang cukup.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin tidak dapat mendiagnosis kondisi Anda berdasarkan hasil tes monitor Holter, terutama jika Anda tidak memiliki gangguan irama jantung. Dokter biasanya akan merekomendasikan untuk memasang perangkat wireless holter monitor atau recorder yang keduanya dapat dipakai lebih lama dari monitor holter standar. Perangkat ini mirip dengan monitor holter dan Anda diharuskan menekan tombol saat merasakan gejala.

Apa saja risiko dari prosedur holter monitoring?
Risiko yang dapat terjadi akibat penggunaan mesin holter monitor adalah reaksi pada kulit akibat penempelan elektroda.



Ambulatory Blood Pressure Monitoring(ABPM)





Ambulatory blood pressure monitoring atau ABPM adalah teknik untuk menilai tekanan darah seseorang. Metode ini memungkinkan dokter untuk mengukur tekanan darah selama 24 jam, tidak hanya ketika Anda duduk di meja pemeriksaan. Bahkan, pemantauannya termasuk ketika Anda tertidur.

Dengan menjalani pemantauan ini, dokter dapat memutuskan apakah seseorang perlu minum obat hipertensi atau tidak, seperti melansir laman Cleveland Clinic.

Selain itu, dengan melakukan pemeriksaan tensi darah selama 24 jam ini, insiden stroke, penyakit jantung, dan kerusakan organ akibat hipertensi dapat berkurang angka kejadiannya.

Dokter juga akan terbantu dalam mengevaluasi respons pasien terhadap obat antihipertensi yang sedang Anda minum, karena beberapa obat tidak cukup efektif menurunkan tekanan darah saat tidur.

Pemeriksaan ini juga bisa digunakan untuk memprediksi kemungkinan penyakit kardiovaskular (pembuluh darah pada jantung) dan serebrovaskular (pembuluh darah pada otak) yang terkait dengan hipertensi dan kerusakan organ.

Kapan Anda perlu melakukan ambulatory blood pressure monitoring?
Pemantauan tensi darah ini memberikan informasi tambahan berupa perubahan tekanan darah tinggi terhadap aktivitas harian tertentu sekaligus pola tidur.

Bagi kebanyakan orang, tekanan darah sistolik dapat menurun sekitar 10-20% selama tidur. Namun, sebagian orang mungkin juga tidak mengalami hal tersebut, justru tekanan darahnya meningkat saat tidur.

Nah, dengan pemantauan tekanan darah ini, dokter dapat mendeteksi perubahan abnormal pada tekanan darah selama 24 jam.

Dokter biasanya merekomendasikan prosedur ini ketika mencurigai kemungkinan seseorang mengalami hipertensi. Namun, perlu menyingkirkan beberapa kondisi yang bisa mempengaruhi keputusan dokter dalam menentukan pengobatan.

Berikut ini adalah beberapa kondisi yang perlu dokter pastikan ketika menyarankan pasiennya untuk menjalani Ambulatory blood pressure monitoring.

White coat hypertension (hipertensi jas putih)
Hipertensi jas putih adalah kondisi meningkatkan tekanan darah secara drastis ketika seseorang berhadapan dengan tim medis yang umumnya menggunakan jas putih. Itulah sebabnya, kondisi ini disebut dengan hipertensi jas putih.

Kondisi ini membuat seseorang terlihat mengalami hipertensi padahal sebenarnya tidak. Orang yang mengalami kondisi ini tidak perlu minum obat untuk menurunkan tekanan darah.

Masked hypertension (hipertensi bertopeng)
Bisa Anda simpulkan bahwa ini adalah kebalikan dari hipertensi jas putih. Ini karena orang dengan kondisi ini menunjukkan tekanan darah yang normal selama pemeriksaan dokter, tapi sebenarnya mengidap hipertensi. Sesampainya di rumah, tekanan darah dapat meningkat. Pada kasus ini, pasien perlu minum obat hipertensi.

Hipertensi berkelanjutan
Kondisi ini mengacu pada pembacaan tensi darah yang meningkat ketika pemeriksaan ataupun saat berada di rumah. Umumnya, kondisi ini terkait dengan peningkatan risiko kerusakan jantung dan ginjal.

Perlu Anda ketahui bahwa hipertensi menjadi faktor risiko utama penyakit jantung. Alasannya, karena tensi darah yang tinggi bisa membuat pembuluh darah jantung menjadi kaku sekaligus memperberat kinerja jantung dalam memompa darah.

Begitu juga dengan penyakit ginjal. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol bisa menyebabkan arteri sekitar ginjal menyempit, melemah, dan mengeras. Akibatnya, arteri akan rusak dan tidak mampu menyuplai cukup darah ke ginjal.



External Counter Pulsation(ECP)





Apakah Terapi EECP ? Penyakit Jantung adalah penyebab kematian no. 1 di Indonesia sejak tahun 1992 sampai sekarang. EECP (Enhanced External Counterpulsation) adalah tindakan noninvasif (tanpa melukai tubuh) yang sangat aman, manfaat yang sangat besar, tanpa obat dan biaya rendah untuk pasien dengan Penyakit Jantung Koroner dan Gagal Jantung.

Penyakit apa saja yang dibantu oleh EECP ?
Indikasi EECP adalah pada pasien dengan :

  • Penyakit Jantung Koroner
  • Gagal Jantung
  • Angina Pektoris Stabil
  • Penyakit Ginjal
  • Penyakit Otak
  • Disfungsi Ereksi
  • Keadaan pembuluh darah tindak dimungkinkan untuk dilakukan seperti pada penyakit jantung dengan diabetes
  • Belum siap untuk dilakukan pemasangan ring atau bedah jantung (CABG)
  • Sesudah tindakan kateterisasi intervensi atau bedah jantung

Bagaimana Cara Melakukan EECP ?
Saat terapi pasien berbaring di tempat tidur EECP. 3-5 electroda diletakkan di dada untuk merekam gelombang EKG pasien. Alat pengukur saturasi oksigen dilletakkan di telunjuk pasien. 3-4 set manset (seperti manset pengukur tekanan darah) diletakkan didaerah betis, paha dan bokong. Sistem EECP menggunakan gelombang EKG yang terukur untuk secara otomatis elektronis mensinkronisasi inflasi dan deflasi dari unit manset yang telah terpasang.

Berapa lamakah Durasi Pengobatan ?
Durasi untuk Angina Kronis dan pasien dengan gagal jantung adalah 35 jam, biasanya 1 jam per hari, 5-6 hari seminggu. Dapat juga dilakukan pengobatan 2 jam sehari dengan interval 30 menit, sehingga pengobatan bisa selesai lebih cepat. Durasi pengobatan dan interval istirahat tergantung dari kondisi pasien, seberapa besar augmentasi diastolik (Perbesaran jumlah darah yang didapat jantung dari sistem EECP), toleransi pasien dan indikasi aplikasi EECP.

Bagaimana EECP bisa membantu saya ?
EECP dapat memperbaiki keluhan dan menurunkan angka kesakitan dan kematian untuk jangka panjang, yaitu dengan :
• Memperbaiki dinding pembuluh darah (endotel)
• Merangsang terjadinya pembuluh darah baru (kolateralisasi)
• Meningkatkan fungsi jantung
• Meningkatkan aliran pembuluh darah korner
• Memperbaiki konsumsi oksigen
• Regresi/mengurangi proses pengapuran dinding pembuluh darah (aterosklerosis)
• Memperbaiki kualitas hidup
• Promosi angiogenesis atau neovaskularisasi didaerah otot jantung yang terganggu

Adakah kontraindikasi untuk EECP ?
Gangguan berat pada aorta, deep vein thrombosis, tekanan darah tinggi berat, gangguan vascular perifer, kehamilan, penyakit paru obstruktif kronik adalah kontraindikasi untuk EECP.

Adakah Efek samping untuk EECP ?
Efek samping dari EECP bersifat ringan seperti sedikit nyeri di anggota gerak bawah, kemerahan di kulit, kesemutan dan efek samping ini hanya bersifat sementara saja.

Bagaimana Evaluasinya ?
Evaluasi jantung akan dilakukan sebelum dan sesudah EECP diantaranya :
• Pemeriksaan Fisik
• Elektrokardiogram (EKG)
• Ekokardiografi atau Treadmill

Apakah Terapi ini telah terbukti secara ilmiah ?
Meskipun teknologi EECP ini sederhana tetapi lebih dari 150 jurnal dan literatur mendukung keberhasilan terapi ini. Harvard, Mayo Clinic, Stony Brook dan banyak pusat-pusat kesehatan ternama lain di Dunia menggunakan teknologi ini.
Dari banyak penelitian, EECP aman dan efektif untuk pasien dengan sakit dada yang refrakter dengan obat-obatan dengan keberhasilan 70% – 80% dan bertahan sampai 5 tahun.



silahkan klik tombol untuk melihat

LAYANAN DHPClinic



Klinik Utama Dharmahusada Premier merupakan klinik Utama yang berlokasi di area Dharmahusada. Dengan seluruh tenaga medis profesional, Klinik Utama Dharmahusada Premier menghadirkan pelayanan komprehensif yang meliputi perawatan promotif, preventif, dan kuratif. Segala tindakan medis ditangani oleh tenaga medis ahli dan berpengalaman, serta menggunakan teknologi yang modern.



Social Media


Facebook

www.facebook.com/dhpclinic


Twitter

@dhpcclinic


Instagram

@dhpclinic



Hubungi Kami


Whatsapp

085233664118


Telepon

(031)5921101


Email

klinik.dharmahusadapremier@gmail.com


Copyright by Markbro 2024. All rights reserved.